
RADARCIREBON.COM - Perairan Cirebon menyimpan banyak kekayaan arkeologis. Salah satunya adalah harta karun atau barang muatan kapal tenggelam yang berasal dari aktivitas pelayaran berabad-abad silam.
Menurut Unesco, kapal yang karam di Laut Jawa dan masuk ke wilayah perairan Cirebon, diperkirakan berasal dari Abad 10.
Kemungkinan, kawasan ini sudah menjadi bagian dari lalu lintas pelayaran, terutama pada masa Kerajaan Sriwijaya.
Kapal yang karam tersebut, diduga bagian dari aktivitas pelayaran Tiongkok dan Nusantara setelah melalui rute Samudra Hindia.
BACA JUGA:Begini Ungkapan Hati Putri Karlina Atas Tragedi Kemanusiaan di Hari Paling Bahagia Dalam Hidupnya
Dari banyak temuan tersebut diantaranya adalah keramik dari Tiongkok. Kemudian batu berharga seperti rubi, safir hingga batu akik.
“Nelayan setempat menemukan keramik Cina di jaring ikan mereka. Benda-benda ini merupakan bagian dari bangkai kapal yang tenggelam di Laut Jawa pada pergantian milenium pertama,” tulis UNESCO.
Di antara temuan itu terdapat Yue yao, keramik khas wilayah kuno Yue di Tiongkok, yang diyakini digunakan dalam ritual keagamaan.
Laut dangkal Cirebon menjadi tempat bersemayam harta karun dari kapal-kapal saudagar Persia, Arab, India dan Tiongkok yang karam berabad-abad silam.
BACA JUGA:Dedi Mulyadi Siap Diperiksa Polda Jabar Atas Insiden Pesta Rakyat di Garut
Pada pengangkatan yang dilakukan di tahun 2004-2005, sebanyak 11.000 mutiara, 4.000 rubi, 400 safir merah, dan 2.200 batu akik merah ditemukan.
Penemuan harta karun di perairan Cirebon tersebut bikin geger dunia, karena nilainya yang sangat fantastis.
Bahkan, tidak kalah menggegerkan dunia seperti saat ditemukannya harta karun di kapal Galeon Spanyol Atocha.
Kapal Spanyol tersebut tenggelam di perairan Florida, Amerika Serikat pada tahun 1622, beserta barang bawaannya yang sangat bernilai.