
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Dalam rangka memperkuat ketahanan bangsa terhadap resiko bencana dan perubahan iklim, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berkomitmen untuk terus berinovasi dalam sistem peringatan dini.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, tantangan iklim dan meningkatnya frekuensi bencana bukan alasan untuk menyerah.
Justru, dalam situasi rawan tersebut, terbuka peluang besar untuk memperkuat ketahanan nasional dan mempercepat pembangunan yang berkelanjutan.
BACA JUGA:Diduga Over Heat, Pabrik Briket Arang di Cirebon Kebakaran
BACA JUGA:Saldo Dana Gratis Rp247.000! Klik Link Dana Kaget Terbaru Hari Ini, Klaim Sekarang Juga!
BACA JUGA:Klaim Dana Kaget Hari Ini Rp50.000 Saldo Dana Gratis Cair ke Dompet Elektronik Kamu Sekarang Juga!
Salah satu inovasi penting BMKG adalah pengembangan Earthquake Early Warning System (EEWS), sistem peringatan dini gempa berbasis hitung mundur.
Teknologi ini sedang diuji coba di empat provinsi: DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Lampung.
EEWS mampu mendeteksi gelombang awal gempa sebelum getaran besar terasa, memberikan jeda 5–10 detik yang sangat krusial untuk evakuasi.
“Sistem ini bisa menyelamatkan banyak nyawa, terutama di sekolah, rumah sakit, stasiun, dan tempat ramai lainnya. Lima detik pun sangat menentukan,” katanya.
BACA JUGA:Tiga Kali Perintahkan Tindak Pengoplos Beras Premium, Kejagung: Siap Tindaklanjuti
BACA JUGA:Geram! Presiden Prabowo Subianto Perintahkan Jaksa Agung dan Kapolri Tindak Pengoplos Beras
BACA JUGA:Saat MPLS, Kapolresta Cirebon Sampaikan Pesan Ini Kepada Generasi Muda
Tak hanya untuk gempa, BMKG juga memperkuat teknologi pemantauan cuaca dan iklim.
Meteorology Early Warning System (MEWS) kini mampu memberikan prakiraan cuaca harian hingga 10 hari ke depan secara lebih terperinci hingga ke tingkat kecamatan dan kelurahan.