Kemenangan telak ini datang pada waktu yang tepat, terutama setelah Arsenal sempat kehilangan poin dalam hasil imbang 2-2 sebelum jeda internasional. Arteta dan skuadnya kini mencatatkan rekor impresif:
* Tak terkalahkan dalam tujuh pertemuan terakhir melawan Spurs.
* Hanya sekali kalah dalam 33 laga kandang menghadapi rival tersebut.
Selain menjaga posisi di puncak klasemen, hasil ini menjadi modal besar jelang periode sibuk, termasuk laga Liga Champions menghadapi Bayern Munich dan duel penting melawan Chelsea yang berada di posisi kedua.
Dengan Manchester City dan Liverpool yang belum menunjukkan konsistensi penuh, Arsenal dinilai memiliki peluang besar untuk mengakhiri puasa gelar Liga Inggris sejak 2004.
Tottenham Dapat Sorotan Tajam
Di sisi lain, kekalahan telak ini memunculkan kritik terhadap pendekatan permainan Thomas Frank.
Strategi defensif yang diterapkan dianggap tidak efektif, terlebih ketika Arsenal bermain tanpa bek andalan Gabriel Magalhães—yang seharusnya bisa menjadi celah bagi Spurs.
Meski begitu, Tottenham nyaris tidak memberikan ancaman berarti di kotak penalti Arsenal.
Mikel Merino, yang diplot mengisi posisi penyerang akibat absennya Viktor Gyökeres, justru tampil lebih meyakinkan dari sektor Arsenal dengan memberikan assist brilian bagi gol Trossard.
Respons Usai Pertandingan
Eberechi Eze tak menyembunyikan rasa harunya setelah mencatatkan hattrick dalam salah satu pertandingan terbesar musim ini.
“Ini sesuatu yang saya impikan dan saya panjatkan dalam doa. Bersyukur bisa mencetak tiga gol, terlebih di depan keluarga sendiri,” ujar Eze kepada Sky Sports.
Sementara itu, kiper Spurs Guglielmo Vicario menyampaikan permintaan maaf kepada para suporter atas performa buruk timnya.
“Kami tidak menunjukkan perjuangan yang cukup. Hari ini bukan soal taktik, tetapi soal kekompakan. Dan kami gagal menampilkan itu,” ungkap Vicario.
Dengan performa impresif dari Eberechi Eze dan konsistensi kolektif Arsenal, The Gunners kini semakin mantap dalam perburuan gelar Liga Inggris 2025–2026.