Bupati: Bangkitkan Lagi Nasionalisme

Sabtu 21-05-2011,06:00 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

MAJALENGKA – Kemarin (20/5), bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Di Majalengka, momentum Harkitnas ke-103 tahun diperingati dengan menggelar upacara bendera di alun-alun Majalengka yang diikuti berbagai elemen. Antara lain, pejabat eksekutif, legislatif, kepolisian, prajurit TNI, pelajar, pemuda dan mahasiswa. Dalam upacara tersebut, Bupati Majalengka, H Sutrisno SE MSi membacakan pidato sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) tentang Harkitnas yang bertema; Dengan Semangat Hari Kebangkitan Nasional Ke-103 Tahun 2011, Kita Wujudkan Kebangsaan yang Berkarakter, Bersatu, dan Berdaya Saing Menuju Masyarakat Sejahtera. Dalam sambutannya, bupati mengungkapkan, momentum Harkitnas hendaknya dijadikan untuk melakukan pencerminan tentang semangat kebangkitan nasional yang kini mulai mengalami pergeseran dan perubahan. Dalam perjalanan bangsa ini, telah berkali-kali mendapatkan gangguan, tantangan, hambatan, bahkan ancaman, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Namun demikian, bangsa Indonesia masih tetap kokoh dalam suatu rumah besar seluruh bangsa Indonesia yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena itu, dalam rangka tetap menjaga konsistensi nilai-nilai kebangsaan yang telah dirintis oleh para pendahulu kita, sambungnya, tentu sebagai generasi penerus tidak boleh lengah dan lupa akan makna hakiki nilai-nilai kebangsaan tersebut, khususnya dalam menyikapi dan menghadapi era perubahan dan kemajuan yang secara terus-menerus akan terjadi. Dari perjuangan Budi Utomo yang dicetuskan 20 Mei pada 103 tahun lalu, terdoronglah gerakan lain yang juga menjadi salahsatu momentum besar perjuangan bangsa, melalui Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Selanjutnya, perjuangan bangsa dalam meraih kemerdekaan semakin meningkat, dan puncaknya terjadilah pernyataan proklamasi kemerdekaan pada 17 agustus 1945. Dikatakan, negara ini tengah menghadapi kondisi yang dilematis, karena semangat nasionalisme sedang menurun. Hal ini tampak dari banyaknya penurunan nilai moral, akhlak, dan tingkah laku anak bangsa yang semakin meninggalkan rasa nasionalisme. “Justru, serangan globalisasi dari budaya dunia yang semakin mengikis keberadaan budaya lokal di tengah anak bangsa. Untuk itu, saat ini perlu dibangun ketahanan kebangsaan yang kokoh agar semangat perjuangan dan nasionalisme terus utuh dan dijiwai setiap anak bangsa,” ujarnya. Usai pelaksanaan upacara, rombongan muspida melanjutkan ritual peringatan dengan menggelar upacara tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Sawala. Di tempat terpisah, belasan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan menggelar aksi peringatan 103 tahun Harkitnas di Bunderan Cigasong. Dalam aksinya, massa melakukan longmarch menggunakan sepeda motor dari depan kampus Universitas Majalengka (Unma), sambil membagikan selebaran kepada para pengendara yang melintas. Dalam selebaran yang dibagikan, Gema Pembebasan menilai, Harkitnas mestinya dijadikan momen bagi bangsa Indonesia untuk kembali pada nilai-nilai Islam, sebagai fondasi kebangkitan bangsa. Mahasiswa menilai, jika fondasi kebangkitan tidak jelas atau menggunakan elemen yang jauh dari Islam, maka keterpurukan bangsa akan semakin parah. Sebagai bukti, Gema Pembebasan menyebutkan langkah-langkah yang telah dilakukan pemerintah dalam mengupayakan kebangkitan, namun selalu gagal. Seperti masih banyaknya rakyat di negeri ini yang hidup di tengah kesusahan dan harapan hidup yang tipis. “Padahal, kekayaan alam Indonesia sendiri tidak diragukan lagi kualitas dan kuantitasnya. Mestinya bisa menjadi modal untuk menyejahterakan rakyat,” ungkap Koordinator Aksi, Jajat Heriyanto. (azs)

Tags :
Kategori :

Terkait