Kuningan Bangun SLBN Perbatasan

Rabu 28-05-2014,12:45 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

**Wujud Kabupaten Inklusif, Diresmikan Direktur PPKPLK Kemendikbud KUNINGAN – Kabupaten Kuningan kembali mendirikan Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Perbatasan, di Desa/Kecamatan Cibingbin yang berbatasan dengan Desa Pananggapan, Kecamatan Banjarharjo, Jawa Tengah. Sebelumnya, Kuningan juga membangun SLBN Perbatasan Kuningan-Cirebon, tepatnya di Desa Caracas. Pembangunan SLBN Perbatasan tersebut wujud Kuningan sebagai kabupaten inklusif. Keberadaan gedung berlantai dua di atas lahan 6.000 m2 itu, diresmikan Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PPKPLK) Kementerian Pendidikan Kebudayaan (Kemendikbud), Dr Mujito Ak MSi, Selasa (27/5). Selain SLBN, diresmikan juga Pusat Layanan Autis Jati Kersa Desa Sadamantra, Jalaksana. Meski tidak dihadiri Mendikbud H Mohamad Nuh yang semula diagendakan hadir, tapi antusias warga perbatasan dalam peresmian gedung SLBN dari program Badan Kerja sama Antar Daerah (BKAD) Kunci Bersama (Kuningan, Ciamis, Cilacap, Cirebon, Banjar, Brebes, Pangandaran dan Majalengka) senilai Rp1,4 miliar tersebut, begitu tinggi. Peresmian ditandai penandatanganan dua prasasti oleh Dr Mujito. “Apresiasi besar kami ke Pak Aang (mantan Bupati Aang, red) yang kini berlanjut ke Bu Utje (bupati Kuningan, red). Keduanya punya perhatian kuat terhadap duafa dan anak berkebutuhan khusus. Tidak banyak bupati/wali kota di Indonesia punya perhatian itu,” ungkap Direktur PPKPLK Kemendikbud RI, Dr Mujito, di sela pengarahan. Ia mengemukakan alasan membangun gedung SLBN megah di daerah pinggiran perbatasan. Pertimbangannya Ia mencontohkan sosok Aang Hamid Suganda yang dinilainya punya integritas tinggi. Ia mengajak siapa pun untuk menjadi trendsetter. Anak-anak pinggiran punya hak sama seperti anak-anak di perkotaan. “Saya yakin semua masyarakat perbatasan di sini bangga dengan SLBN ini,” ujarnya Mimpinya, SLBN Perbatasan ke depan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Artinya, keberadaan gedung megah SLBN bisa diikuti dengan berdirinya berbagai fasilitas umum lain seperti pasar, puskesmas dan lain-lain. Terlebih menurutnya, bupati Kuningan berkomitmen untuk mengembangkan lahan dibelakang gedung SLBN seluas dua hektare. “Semoga kawasan SLBN Perbatasan ini menjadi pusat layanan terpadu,” imbuh Dr Mujito berharap. SLBN Perbatasan, termasuk fasilitas lainnya ke depan pun tidak hanya akan dinikmati masyarakat Kuningan, melainkan juga masyarakat Kabupaten Brebes, Jawa Tengah dan sekitarnya. Manfaat luas itu, tentu menjadi amal jariah Pemkab Kuningan. Kemendikbud sendiri siap all out untuk membantu berbagai kekurangan fasilitas SLBN tersebut. Sebab layanan anak berkebutuhan khusus juga sudah menjadi bagian program strategisnya. Setiap tahun, pihaknya juga siap memberikan bantuan BOS dan BOP. “Koordinasikan dengan Bupati, fasilitas lanjutan apa yang diperlukan. Kemendikbud sungguh-sungguh dalam layanan anak berkebutuhan khusus ini,” kata dia. Menurutnya, semakin daerah perhatian maka kemendikbud akan terus mengupayakan memberikan fasilitas agar bersinergi dengan daerah. Kuningan sendiri sudah dua tahun mencanangkan kabupaten inklusif. Artinya Kuningan sudah memberikan hak seluasnya kepada anak berkebutuhan khusus. Di mana mereka punya hak untuk berpendidikan, hak cerdas, hak maju, hak menjadi PNS, hingga hak menjadi karyawan di perusahaan. “Ingat, perusahaan sesuai undang-undang harus memberikan ruang 1% untuk anak berkebutuhan khusus bekerja,” tegas Dr Mujito. Dr Mujito pun menegaskan, anak berkebutuhan khusus biasanya lebih produktif dalam bekerja dibanding anak normal. “Semoga apa yang sudah dilakukan Kuningan, dicontoh oleh daerah lain. Terutama daerah tetangga,” harapnya lagi. SUDAH 20 PENYANDANG CACAT MENJADI PNS Perhatian besar Kabupaten Kuningan terhadap anak berkebutuhan khusus, atau penyandang cacat, bukan omong kosong. Selain membangun banyak fasilitas pendidikan bagi mereka, kabupaten di bawah kepemimpinan Hj Utje Ch Suganda ini bahkan sudah berani mengangkat 20 penyandang cacat menjadi pegawai negeri sipil (PNS). “Sebagai wujud kebahagiaan pemerintah dan masyarakat Kuningan, kami telah memberi kesempatan bagi 20 penyandang cacat menjadi PNS,” beber Utje, di sela Peresmian SLBN Perbatasan dan Pusat Layanan Autis Jati Kersa, di Desa Cibingbin, Selasa (27/5). Bahkan Utje berani memberi jabatan struktural pada mereka. Salah satunya kepada Elon Carlan. Elon telah dilantik menjadi Kasubag Pendidikan Pemuda Olahraga pada Bagian Kesra Setda Kuningan. Perhatiannya berlanjut pada pembangunan SLBN Perbatasan Kuningan-Cirebon, tepatnya di Desa Caracas. Ini terwujud berkat bantuan dana APBN melalui Direktorat PPK-LK Dikdas. SLBN ini pun telah menjadi SLB rujukan di Wilayah III Cirebon. Tidak sebatas itu, Kuningan kemudian merintis layanan pendidikan khusus pada sekolah umum di semua jenjang. Utje mengistilahkannya sekolah inklusif melalui kebijakan peningkatan kapasitas guru umum. Salah satunya dalam bentuk pelatihan, bimtek, kuliah untuk kompetensi khusus. “Anggarannya dari APBD Kuningan,” aku Utje. Utje pun bersyukur, tahun 2012 kemendikbud mencanangkan Kuningan sebagai kabupaten inklusif. Pencanangan ini merupakan sebuah penghargaan kemendikbud kepada Kuningan karena teah memperlakukan sama anak berkekurangan dengan anak sempurna secara fisik. “Artinya tidak ada diskriminasi apa pun,” tegas dia. Saat ini kebijakan positifnya terhadap anak berkebutuhan khusus kembali mendapat kepercayaan Direktorat PPK-LK Dikdas dengan pendirian unit sekolah baru SLBN Perbatasan, di Desa Cibingbin berbatasan dengan Desa Pananggapan, Kecamatan Banjarharjo, Jawa Tengah. “SLBN Perbatasan ini sudah setahun beroperasi. Siswanya sudah ada 30 orang dengan 15 guru, tenaga tata usaha satu orang, kepala sekolah dan satu penjaga sekolah. Sehingga total 18 orang,” sebut Utje. Pihaknya juga merintis pembangunan Pusat Layanan Autis satu-satunya di Jawa Barat, di Desa Sadamantra, Jalaksana, Kuningan. “Ini merupakan kepercayaan Provinsi Jawa Barat yang terus mendorong Kuningan menjadi kabupaten paripurna dari sisi layanan pendidikan layanan khusus,” jelasnya. (tat) Caption:

Tags :
Kategori :

Terkait