DINAS Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon menjadi OPD yang paling sering disorot dalam pemandangan umum fraksi pada rapat paripurna di Griya Sawala, kemarin (12/6). Hampir seluruh fraksi menyoroti tingginya anggaran pendidikan untuk merealisasikan SPP gratis pada masyarakat, namun masih saja ada oknum yang melakukan tindak pungutan. Selain itu, saat awal rapat paripurna hendak digelar, muncul berbagai interupsi dari anggota dewan. Yang intinya mereka meminta agar setelah paripurna ada rapat lanjutan mengenai dunia pendidikan khususnya PPDB. Juru bicara Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN), Sumardi, mengatakan, selama ini program pendidikan yang ada memang sudah sangat baik. Hanya saja dalam pelaksanaannya masih banyak pungutan pada orang tua siswa. Dia mencontohkan, pungutan yang marak adalah untuk perpisahan dan study tour. \"Ini yang mengundang keprihatinan kami. Masih saja ada pungutan yang terjadi di sekolah-sekolah. Entah itu untuk perpisahan, ataupun study tour,\" tuturnya. Padahal, kata dia, untuk perpisahan sendiri tidak harus diadakan di gedung mewah. Karena, gelaran perpisahan di gedung mewah sendiri akan memakan biaya lainnya, seperti biaya pakaian anak didik dan juga make-up. \"Bayangkan untuk siswa yang tidak mampu seperti apa nasibnya. Sudah kesulitan membayar perpisahan, setelah bayar masih kebingungan karena harus meminjam jas atau pakaian lainnya,\" tuturnya. Sementara itu, saat awal paripurna tersebut digelar, hampir seluruh anggota DPRD hadir. Yang tidak hadir hanyalah Lili Eliyah SH MM, Husein Effendi, Soenarko Kasidin dan Bagus Pribadi. Namun saat rapat dimulai, perlahan para anggota keluar meninggalkan ruang rapat. Sehingga banyak kursi kosong dalam rapat tersebut. Selain membahas pendidikan, rapat paripurna juga membahas penyertaan modal PDAM dan PD Bank Pasar, perubahan nomenklatur PD Bank Pasar menjadi Bank Cirebon dan pencabutan perda tentang Gedung Wanita. Selain itu, dilakukan juga laporan hasil reses oleh anggota DPRD pada wali kota. (kmg)
Kategori :