Bocah 10 Tahun Jadi Martir ISIS

Sabtu 11-10-2014,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

IRAK - Anak-anak kembali menjadi korban dalam pertempuran militan Negara Islam alias Islamic State (IS), dulu ISIS atau ISIL, dan pasukan koalisi di Syria. Kemarin (10/10) media memberitakan kematian Abu Ubaidah (10), karena serangan udara koalisi di perbatasan Syria beberapa waktu lalu. Dia menjadi martir termuda ISIS. \'\'Abu Ubaidah menjadi martir saat berjuang melawan pasukan kafir bersama ayahnya,\'\' terang Al-A\'amaq, media promilitan, sebagaimana dilansir Daily Mail. Sayangnya, media tersebut tidak menjelaskan kapan dan di mana bocah lelaki berambut gondrong itu tewas. Mereka juga tidak menyebutkan siapa yang dilawan Ubaidah dan ayahnya dalam pertempuran maut tersebut. Video kematian Ubaidah dan sang ayah, yang diidentifikasi sebagai Baghdadi, mulai beredar sejak September lalu. Selain rekaman video yang kini beredar luas lewat YouTube, Al-A\'amaq menyebarluaskan foto-foto si bocah itu. Beberapa di antaranya menunjukkan Ubaidah yang berpose di samping senapan otomatis dan senjata laras panjang. Ubaidah yang di setiap fotonya hampir selalu memakai pakaian ala militer tersebut langsung diklaim sebagai martir. Hingga kemarin (10/10), para simpatisan militan ISIS terus menyebarluaskan foto-foto Ubaidah sambil memuji keberanian putra Baghdadi itu. Tetapi, sayangnya, kebenaran video dan foto-foto tersebut tidak bisa dikonfirmasikan. Selain Ubaidah, banyak anak lain yang terlibat dalam pertempuran militan dan pasukan koalisi. Itu dikarenakan sebagian besar militan nekat membawa anak-anaknya ke kamp jihad serta menumbuhkan radikalisme dalam diri mereka. Bahkan, ISIS mendokumentasikan tahapan bocah-bocah yang beranjak remaja itu tumbuh menjadi militan. Mereka juga menanamkan paham bahwa Barat adalah negara-negara kafir. \'\'Seluruh anak lelaki di bawah 15 tahun yang tinggal di kamp ini harus mengikuti kamp Syaria untuk mendapat pelatihan dasar menjadi militan,\'\' terang Abu Moussa dalam rekaman video bulan lalu. Setelah berusia 16 tahun, anak-anak itu dikirim ke kamp militer agar mahir menggunakan senjata. Moussa, jubir ISIS itu, tewas dalam serangan udara AS belum lama ini. Kisah lain terungkap dari mulut Asiya Ummi Abdullah. Perempuan 24 tahun tersebut sengaja membawa bayinya ke kamp jihad supaya bisa mengenal dunia radikal sejak dini. \'\'Bayi saya akan tumbuh menjadi anak yang jauh lebih baik di kamp ini. Dia akan mengenal Tuhan dan terhindar dari pergaulan tidak baik,\'\' paparnya sembari menambahkan Dia membantah rumor yang menyebut anak-anak militan di kamp jihad tidak bahagia. (dailymail/hep)

Tags :
Kategori :

Terkait