Dasar Waduk Cipancuh Retak

Senin 13-10-2014,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

GANTAR – Musim kemarau berkepanjangan membuat waduk Cipancuh yang terletak di Desa Situraja, Kecamatan Gantar kering kerontang. Saking keringnya, dasar waduk buatan Belanda yang memiliki luas 700 hektare dan kedalaman 8 meter itu sudah retak-retak. Afandi, salah seorang warga mengungkapkan, debit air waduk Cipancuh yang mampu menampung 6 juta meter kubik air tersebut mulai menyusut sejak April lalu. Beberapa bulan kemudian, cadangan air yang tersimpan di waduk itu kian menyusut hingga akhirnya habis. “Saat ini air sudah tidak ada sama sekali, sudah kosong. Dasar waduk pun terlihat retak-retak,” ujarnya kepada Radar, kemarin. Dampaknya, irigasi teknis di lahan sawah seluas 6.314 hektare yang tersebar di empat kecamatan yakni Gantar, Haurgeulis, Kroya, dan sebagian wilayah Kecamatan Anjatan dihentikan. Beruntung, sebagian besar areal pertanian di empat kecamatan itu sudah memasuki musim panen. Sehingga imbas keringnya waduk Cipancuh tidak sampai merugikan para petani. Diperkirakan, air Waduk Cipancuh akan terisi penuh mulai sekitar bulan November seiring datangnya musim hujan. Pengamat Waduk Cipancuh, H Kanto menjelaskan, selain karena tidak adanya hujan, penurunan debit air waduk juga disebabkan tidak adanya pasokan dari tiga sumber air yaitu Kali Cipancuh, Kali Cicisepan, dan Kali Cibiuk yang kondisi airnya juga menurun. Sejatinya kemampuan air Waduk Cipancuh hanya dikhususkan untuk mengairi sekitar 1.000 hektare areal persawahan yang ada di wilayah Kecamatan Haurgeulis. Itupun ketersedian air dengan kondisi normal hanya cukup untuk waktu sekitar dua bulan. Namun faktanya, daerah pertanian yang diairi justru meluas hingga menyasar ke tiga kecamatan lainnya dengan jumlah total sawah mencapai 6.314 hektare. Sehingga tak meng­herankan, dalam kurun wak­tu sangat cepat debit air wa­duk menyusut tajam. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait