PPP Mulai Merapat, Kubu SDA Mengganjal

Senin 13-10-2014,09:49 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA - Ke­beradaan kader PPP di kabinet masih mengambang. Dua­lisme kepemimpinan yang saat ini masih sama-sama bersaing di internal partai berlambang kabah itu menjadi penyebabnya. Meski salah satu kubu, Romahurmuziy Cs, memiliki kecenderungan bergabung ke koalisi Jokowi-JK, namun kubu yang lain justru memiliki kecenderungan berbeda. Kubu Romahurmuziy akan melak­sanakan muktamar di Surabaya, pada 15-18 Okto­ber 2014, nanti. Di forum tertinggi yang dimiliki PPP itu, pembahasan posisi politik PPP menjadi salah satu bahasan utama. “Kamis ma­lam lalu sudah kete­mu Pak Jokowi, beliau tawarkan keber­samaan lima tahun ke depan,” ungkap Wakil Ketua Umum DPP PPP Em­ron Pangkapi, saat meng­gelar acara konferensi pers persiap­an muktamar, di Hotel Century, Jakarta, kemarin (12/10). Menurut politisi yang sempat ditunjuk sebagai Plt ketua umum mengisi jabatan Suryadharma Ali itu, materi pembicaraan dengan presiden terpilih itu lah yang menjadi salah satu bahan pembahasan di forum muktamar. “Keputusan akhir seperti apa, kami serahkan ke muktamirin, apakah tetap di KMP (Koalisi Merah Putih, red) atau di KIH (Koalisi Indonesia Hebat, red),” imbuhnya. Di tempat yang sama, Sekjen DPP PPP Romahumurziy menambahkan kalau muktamar di Surabaya bakal menjadi muktamar paling menarik dalam perjalanan PPP. Hal itu mengingat, momentumnya yang berdekatan dengan pelantikan presiden. Meski demikian, dia mengelak kalau penentuan waktu terse­but memang disengaja untuk menyikapi persoalan terkait penyusunan kabinet. “Kami pastikan tidak ada niat memper­tepatkan muktamar dengan mo­mentum tersebut. Ini semata kebutuhan menyatakan pan­dang­an organisasi dalam waktu segera,” katanya, diplomatis. Meski demikian, dia mengakui, jika bersatunya pandangan elemen-elemen di PPP yang selama terbelah dalam waktu segera tersebut memiliki makna strategis. “Setidaknya agar PPP tidak absen di banyak kesempatan lagi,” imbuhnya, tanpa merinci lebih lanjut. Di sejumlah kesempatan, Jokowi maupun Jusuf Kalla telah berkali-kali memberikan sinyal, bahwa kader PPP akan diakomodir masuk ke kabinet, jika PPP resmi masuk ke KIH. Namun, keputusan bergabung itu harus dilakukan sebelum pelantikan presiden, pada 20 Oktober 2014, nanti. Jika benar jadi masuk ke KIH, kader PPP yang kini duduk sebagai menteri agama, Lukman Hakim Saifuddin, menjadi kandidat terkuat dari internal. Pengganti SDA pasca status tersangka tersebut dikabarkan berpotensi besar untuk ditempatkan lagi sebagai menteri agama. Sementara itu, SDA yang menjadi kekuatan lain di PPP, kini juga sedang menyiapkan muktamar yang lain. Rencananya, mereka akan melaksanakan muktamar di Jakarta, pada 23-26 Oktober 2014. Hingga saat ini, baik kubu Romahurmuziy Cs maupun SDA, saling mengklaim kalau muktamar yang mereka laksanakan sah dan konstitusional sesuai ketentuan partai. Di sisi lain, masing-masing juga saling menuding kalau muktamar yang diadakan pihak seberang illegal dan inskonstitusional. Sekretaris DPW PPP Kalimantan Tengah Awaludin Noor merasa prihatin dengan kondisi partainya tersebut. Menurut dia, dualisme kepengurusan di partainya itu lah yang membuat PPP terpuruk selama ini. Dia menunjuk dinamika politik terkait pemilihan DPR dan MPR beberapa waktu lalu. “Berebut daging, ini malah tulang pun jadi tak dapat. Soal kabinet juga bisa terulang,” kata Awaludin, prihatin. HARI INI BERTEMU ZUCKERBERG Rencananya, presiden terpilih Joko Widodo kedatangan tamu istimewa hari ini (13/10). Mark Elliot Zuckerberg, pendiri sekaligus CEO Facebook, akan bertemu dengannya di Balai Kota Jakarta. Satu rangkaian dengan kunjungan sebelumnya di India, Zuckerberg ke Indonesia untuk mendorong jangkauan internet yang lebih luas. Kepada beberapa media yang menemuinya kemarin, Jokowi membenarkan bahwa besok akan bertemu dengan Zuckerberg. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri (KDH KLN) DKI Heru Budi Hartono, juga menyatakan bahwa pertemuan itu akan diselenggarakan hari ini. Tepatnya pada pukul 09.00 WIB di Balai Kota Jakarta. (syn/gen/dyn/aph)

Tags :
Kategori :

Terkait