Prabowo Dukung Jokowi

Sabtu 18-10-2014,09:08 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Tidak Jadi Opisisi Tapi Teman, Tetap Kritis JAKARTA - Presiden terpilih Joko Widodo akhirnya menetapi janjinya untuk bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Kemarin (17/10), pertemuan dua tokoh itu dilakukan di Rumah Almarhum Prof Soemitro Djojohadikoesoemo yang tidak lain ayah kandung dari Prabowo. Tepatnya, di Jalan Kertanegara nomor 46 Jakarta Selatan. Pertemuan itu merupakan pertemuan pertama setelah beberapa waktu. Keduanya terakhir bertemu dalam debat calon presiden, pada masa kampanye, beberapa bulan yang lalu. Setelah itu, praktis dua orang itu tidak pernah bersama di satu lokasi. Pertemuan itu dijadwalkan pukul 10.00. Tepat pukul 10.00 Jokowi datang dengan pe­ngawalan ketat paspam­pres. Jokowi datang dengan menge­nakan pakaian kebesarannya yaitu kemeja putih dan celana kain hitam. Dia datang dengan ditemani oleh Deputi Tim transisi Andi Widjayanto serta Rini Soemarno. Selain itu turut hadir juga Aria Bima politisi PDIP. Setelah sampai di depan rumah, Mantan Wali Kota Solo itu langsung disambut oleh Prabowo. Ketua Umum Gerindra itu juga mengenakan kemeja putih namun dipadu dengan peci hitam. Melihat Jokowi, Prabowo langsung memberikan hormat pada Jokowi. Mantan Gubernur itu pun langsung membalas sapaan itu dengan membungkuk. Setelah itu mereka berpelukan dan masuk ke ruang pertemuan. Pertemuan berlangung singkat. Sekitar 10 menit keduanya pun keluar dari tempat pertemuan. Prabowo menjelaskan bahwa pertemuan itu membahas pemerintahan ke depan. Dia mengatakan bahwa posisi partai Gerindra tetap di luar pemerintahan. Namun tidak menjadi oposisi, melainkan akan menjadi teman Jokowi. ”Saya akan memberikan masukan dan kritik pada pak Jokowi,” ujar Prabowo. Beberapa poin yang menjadi titik tekan mantan Danjen Kopassus itu adalah terkait Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan pluralisme. Menurut dia, hal itu harus menjadi prioritas Jokowi. ”Harus benar-benar dijaga. Itu merupakan hal penting,” ucapnya. Dalam kesempatan itu, mantan calon wakil presiden yang dulu berpasangan dengan Megawati itu mengimbau pada partai yang mendukung dia untuk mendukung Jokowi. Sedangkan pada para pendukungnya, dia berpesan hindari perpecahan. ”Saya harap semuanya mendukung Pak Jokowi untuk lima tahun ke depan,” jelasnya. Menurut dia, perbedaan politik dan pandangan dalam demokrasi sangat wajar. Namun, ketika semua proses pemilihan sudah berakhir maka rakyat harus bersatu. ”Rakyat tidak boleh pecah-belah,” ujarnya. Selain itu, dia akan berusaha datang pada pelantikan Jokowi tanggal 20 Oktober. Namun, Prabowo mengaku tidak bisa menjanjikan berada di Gedung MPR. Lantaran dia ada urusan pribadi di luar negeri yang harus diselesaikan. ”Saya sebenarnya ingin datang ke pelantikan. Tapi saya ada urusan di luar negeri. Pak Jokowi tadi sudah saya beritahu. Namun saya usahakan datang,” ujarnya. Prabowo menjanjikan, jika dia tidak bisa datang ke pelantikan Jokowi, pihaknya akan mengundang Jokowi ke kediamannya di Hambalang. ”Kami akan nyanyi bersama,” ujarnya sambil tersenyum. Sementara itu Jokowi mengatakan bahwa dia sangat berterimakasih pada Prabowo karena mau bertemu dengannya. Menurut dia, ke depannya pihaknya akan terus menjaga UUD 1945, Pancasila, NKRI dan pluralisme. ”Akan terus kami jaga,” ujarnya. Terkait posisi Gerindra yang berada di luar pemerintahan, dia mengatakan menghargai hal itu. ”Kami siap dikritisi,” jelasnya. Menanggapi ajakan Prabowo ke Hambalang, Jokowi berjanji akan datang. Dia sudah menjadwalkan pada bulan Januari 2015 akan bertamu. ”Nanti kami akan naik helikopter dan berkuda. Untuk nyanyi saya tidak bisa,” ucapnya sambil tertawa. Pada bagian lain, Deputi Tim Transisi Andi Widjayanto mengatakan bahwa suasana pertemuan berjalan sangat hangat. Keduanya terlihat bercanda bersama dan sesekali berdiskusi masalah kebangsaan. ”Berjalan hangat pertemuanya,” ujarnya. Selain itu, kata dia, Jokowi juga tak lupa mengucapkan selamat ulang tahun ke 63 pada Prabowo. ”Beliau juga mengatakan bahwa Pak Prabowo adalah patriot,” paparnya. Menanggapi pertemuan kedua tokoh tersebut, pengamat politik Mohammad Qodari yakin kalau silaturahmi politik itu akan memberi dampak signifikan untuk kedepannya. Terutama, terkait perjalanan pemerintahan nanti. Apalagi, kata dia, sebelum bertemu Prabowo, Jokowi juga sudah melakukan pertemuan dengan para pimpinan partai anggota Koalisi Merah Putih (KMP) lainnya yang juga berlangsung hangat. ”Saya menduga pengelompokkan KMP dan KIH masih akan ada, tapi tensi keteganggannya sudah akan jauh menurun,” kata Qodari saat dihubungi. Menurut dia, pertemuan Jokowi dengan para elit KMP, terutama Prabowo, bakal memberi pengaruh positif. Ruang dialog yang telah terbuka, membuat perbedaan politik yang mungkin muncul kedepan tidak lagi terlalu mengkhawatirkan. ”Situasi sekarang ini kan tidak seperti sebelumnya. Sekarang ruang dialog sudah terbuka,” imbuh Qodari. Hingga beberapa waktu lalu, beber dia, situasinya bukan hanya masih buntu secara politik antara kekuatan pendukung pemerintah dan KMP. ”Kemarin itu kan juga seakan buntu secara pribadi (personal elit), semuanya se­akan-akan sak klek, kalau kamu A maka kami yang B, begitu saja terus,” tandasnya. Lebih lanjut, Qodari menilai, keberhasilan melakukan komunikasi awal dengan para elit KMP tersebut sekali lagi menjadi bukti tentang k­elebihan Jokowi memba­ngun komunikasi personal. Selama ini, menurut dia, komuni­kasi lebih banyak diarah­kan yang bersangkutan ke bawah yang juga terbukti berhasil me­nyentuh sensitifitas publik. ”Nah sekarang Jokowi mulai blusukan elit atau blusukan politik, sekarang tentu (langkah) ini perlu untuk memastikan pemerintahannya kedepan berjalan baik,” tandasnya. Khusus terhadap Prabowo, Qodari juga menyampaikan apresiasinya. Kesediaan bertemu dengan mantan rival dalam pilpres yang berlangsung panas beberapa waktu telah membuktikan pula kualitas personal yang bersangkutan. ”Saya juga salut betul sama Pak Prabowo, senang sekali kita ini rasanya, terutama dengan kebesaran hatinya,” imbuhnya. (aph/dyn)

Tags :
Kategori :

Terkait