Pencalonan Ayu Terganjal Aturan

Kamis 23-10-2014,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Dianggap Tidak Memenuhi Kriteria Khusus CIREBON – Pencalonan Hj Wahyu Tjiptaningsih Sunjaya Purwadi sebagai ketua umum KONI Kabupaten Cirebon periode 2015-2019 terganjal aturan. Sebab, istri bupati Cirebon, H Sunjaya Purwadi Sastra itu tidak pernah tercatat sebagai pengurus aktif KONI pada periode sebelumnya atau pengurus cabang olahraga (cabor). Mengacu pada Tata Cara Penjaringan, Penyaringan dan Pemilihan Ketua Umum KONI yang diterbitkan oleh KONI Provinsi Jawa Barat tahun ini, perempuan yang akrab disapa Ayu tersebut tidak dapat dicalonkan sebagai ketua umum KONI. Ayu belum memenuhi kriteria khusus bakal calon ketua umum KONI yang tercantum dalam pasal 12 angka 2 butir a, Tata Cara Penjaringan, Penyaringan dan Pemilihan Ketua Umum KONI. Yaitu pernah menjabat sebagai pengurus KONI dan cabor. “Bu Ayu belum pernah berkecimpung di dunia olahraga. Karena itu, kemampuannya mengendalikan induk organisasi olahraga belum teruji. Saya masih risau beliau bisa memimpin KONI dengan baik,” ujar Ketua Umum POBSI Kabupaten Cirebon, Yundi Rosa Waspada. Yundi tetap pada pendapatnya agar KONI mencari figur pemimpin selain Ayu. Menurut Yundi, Pelaksana Tugas Ketua Umum KONI, H M Anwar Asmali lebih layak memimpin KONI lima tahun mendatang. “Pak Anwar memiliki gagasan-gagasan yang bagus. Sayangnya, saat ini beliau memimpin KONI dalam kondisi anggaran yang buruk,” katanya. Sementara itu, Anwar Asmali selalu menolak menjawab pertanyaan seputar figur ketua umum KONI. Di dalam berbagai kesempatan, ketua DPD APTRI Jawa Barat tersebut selalu berdalih bahwa dirinya hanya fokus menghadapi Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jabar XII/2014. “Belum saatnya menyinggung soal pencalonan ketua umum KONI. Kita tengah menghadapi agenda besar. Porda Jabar sudah akan digelar awal bulan depan,” katanya di Sekretariat KONI Kabupaten Cirebon, kemarin (22/10). Di sisi lain, mantan ketua umum PSSI Kabupaten Cirebon, Sutardi Rahardja mengaku siap bersaing dalam bursa pencalonan ketua umum KONI. Menurut dia, KONI membutuhkan figur yang bersedia turun langsung ke lapangan. Ketua Umum KONI, kata Sutardi, bukan sekadar simbol kekuasaan. “KONI membutuhkan tipe pemimpin pekerja keras,” katanya. Dia menambahkan bahwa ketua umum KONI bukan saja harus pandai bergaul dengan kalangan atas. Tetapi, harus mengerti strategi pembinaan atlet. Kemampuan tersebut, lanjutnya, hanya dimiliki oleh pemimpin yang mau turun langsung ke lapangan. “Saya siap mengemban tugas itu,” katanya dengan sangat yakin. (ttr)

Tags :
Kategori :

Terkait