Bubar Setelah Pasukan Brimob Datang

Sabtu 01-11-2014,09:11 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Aksi demonstrasi yang dilakukan puluhan orang dari Aliansi Mahasiswa Cirebon terdiri dari aktivis Basis (Barisan Mahasiswa), HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), Forum Mahasiswa Demokrasi (FMD), Gerakan Mahasiswa Sosial (Gemsos) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) berujung dengan bubarnya massa. Hal itu setelah Polresta menerjukan 4 truk pasukan Brimob. Dalam aksi ini, mahasiswa berdemonstrasi di depan markas Polresta Cirebon sekitar pukul 15.00 WIB. Sebelumnya mereka melakukan long march dari kampus Unswagati Cirebon untuk menghimpun kekuatan. Tak hanya itu, aksi ini diwarnai dengan pembakaran ban dan penutupan jalan, sehingga lalu lintas pun macet. Aksi ini sendiri terkait dengan demonstrasi yang dilakukan sebelumnya mengenai pengadaan mobil dinas di Balaikota. Sebelumnya, belasan mahasiswa luka-luka akibat terjadi bentrok dengan pihak polisi. Mereka menilai pemukulan itu bentuk arogansi aparat. “Polisi itu seharusnya melindungi dan mengayomi masyarakat bukan memukuli masyarakat,” teriak salah seorang pendemo. Selain membawa atribut dari masing-masing organisasi. Mahasiswa juga menuangkan kekecewaan dan nada sindiran bagi aksi koboi polisi mengamankan pendemo. Di antara tulisan itu, seperti penegak hukum melanggar hukum? Priben Jeh? Pmapolresta itu, para pendemo menyampaikan orasi. Mereka secara langsung ingin menemui Kapolresta Cirebon, AKBP Dani Kustoni. Tuntutan dari mahasiswa sendiri, ingin arogansi ditiadakan serta oknum polisi ditindak. Sempat terjadi lobi untuk mahasiswa dengan polisi. Karena Kapol­resta hanya ingin ditemui oleh perwakilan mahasiswa. Namun hal itu ditolak, dan mahasiswa tetap berdemo. “Kita ingin menemui kapolresta bersama-sama supaya publik tahu semua,” ucap Perwakilan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Fadli. Aksi mahasiswa itu pun akhirnya bubar, setelah pasukan Brimob turun ke lokasi untuk mengamankan. Dikatakan dia, pembubaran mahasiswa itu bukan berarti pihaknya takut. “Kita akan menyiapkan langkah-langkah selanjutnya, dan tetap mengawal kasus pemukulan ini,” tandasnya. Fadli mengatakan pihaknya menuntut agar Kapolres agar bisa bertindak tegas dengan menindak oknum polisi yang melakukan pemukulan. Karena hal itu sudah merupakan pelang­garan Hak Asasi Manusia. Dikatakan dia, banyak kasus pemukulan demonstrasi akan tetapi tidak ada tindaklanjut dari kasus tersebut. Mereka sendiri sebelumnya sudah melaporkan kejadian pemukal tersebut ke Propam. “kami demo untuk mengawal kasus ini segera ditindaklanjuti, oknum polisi harus ditindak, bila perlu dipecat dari kepolisian,” tukasnya. Selain itu menurutnya Kapolres sudah memberikan toleransi dengan membuka ruang audiensi dengan perwakilan sepuluh orang mahasiswa ,namun pihak dari mahasiswa menolak dan memilih bertahan diluar Mapolres Ciko dan mengganggu aktivitas warga dan pengguna jalan. “Kita sudah buka ruang diskusi,namun saat diminta perwakilan mahasiswa malah menolak dan meminta audiensi dengan seluruh komponen aksi,”ujarnya. Ia pun mengatakan , pihaknya meminta bantuan pengamanan dari Satbrimobda Detasemen – C Polda Jabar untuk membantu pengaman di Mapolres karena dikhawatirkan terjadinya aksi anarkis ataupun aksi diluar kendali. “Kita kontak Brimob, untuk Bek Up dan membantu menjaga kondusifitas mako, karena walalupun sedang di demo, Polres tetap melaksanakan pelayanan kepada masyarakat,”imbuhnya. (jml/baik)

Tags :
Kategori :

Terkait