Poin Penantian Bertahun-tahun

Senin 17-11-2014,07:51 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

(0 San Marino v Estonia 0)   SERRAVALLE - Tidak banyak yang datang ke San Marino Stadium, Serravalle, dalam matchday keempat kualifikasi Grup E Euro 2016, antara tuan rumah melawan Estonia kemarin (16/11). Situs Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) mencatat, cuma ada 759 orang saja yang menonton laga di stadion berkapasitas 6.664 orang itu. Namun segelintir fans tersebut menjadi saksi sejarah tim negaranya. Untuk kali pertama, San Marino berhasil meraih poin di kualifikasi Euro. Kalah terus dalam 61 pertandingan secara beruntun sejak 14 November 1990, San Marino akhirnya sukses menahan imbang Estonia dengan skor 0-0. Tak heran, ketika wasit asal Jerman Felix Brych meniup peluit tanda akhir pertandingan, semua pemain San Marino berpesta. Mereka berpelukan dan berteriak penuh kegembiraan. Tak beda dengan selebrasi tim yang baru saja memeluk gelar juara. Kapten Andy Selva yang sudah berusia 38 tahun tidak kuasa menahan haru. Sementara itu, Pelatih Pierangelo Manzaroli mengepalkan tangannya ke muka, berteriak sekeras-kerasnya. \"Saya sudah menunggu hasil ingin selama 11 tahun. Kami selalu hanyut dalam kekecewaan demi kekecewaan. Tetapi kami tak menyerah, kami terus mencari poin selama bertahun-tahun dan sekarang kami menemukannya,\" ucap Selva sebagaimana dilansir situs resmi UEFA. Dalam konferensi pers resmi pasca laga, mata pemain yang membela San Marino sejak 1998 itu terlihat masih memerah. \"Kami ingin mempersembahkan hasil ini untuk Federico Crescentini, mantan pemain kami yang meninggal beberapa tahun lalu,\" imbuhnya. Crescentini delapan kali memenangkan caps untuk San Marino. Dia meninggal pada 2006. Crescentini tenggelam karena menyelamatkan seorang temannya saat berlibur di Pantai Acapulco, Meksiko. Usia Crescentini saat itu baru 24 tahun. Terakhir kali San Marino terhindar dari kekalahan terjadi pada 28 April 2004. Saat itu, La Serenissima berhasil membekap Liechtenstein dengan skor 1-0. Itulah satu-satunya kemenangan San Marino dalam 123 pertandingan di semua ajang. Rentetan hasil buruk itu membuat San Marino menempati ranking 208 versi FIFA alias menjadi juru kunci di dunia. San Marino berbagi posisi dengan tim lemah dari Asia Selatan, Bhutan. Tak heran, para pemain Estonia begitu terpukul dengan hasil imbang ini. Padahal tiga hari sebelumnya, dalam laga persahabatan, Ragnar Klavan dkk sukses membekap Norwegia dengan skor 1-0 di kandang lawan. \"Saya membuat banyak kesalahan taktik. Saya menyalahkan diri sendiri atas hasil ini dan bertanggung jawab sepenuhnya. Kami begitu tertekan dan tidak bermain seperti yang kami harapkan. Dan kami membantu San Marino mendapatkan angka,\" keluh pelatih Estonia, Magnus Pehrsson sebagaimana dilansir Reuters. (nur)

Tags :
Kategori :

Terkait