DI balik kekurangan ada kelebihan. Ungkapan ini perlu menjadi motivasi bagi siapa saja, guna mendukung keberhasilan anak-anak difabel atau keterbatasan tubuh. Keterbatasan tubuh, bukan menjadi penghalang bagi anak-anak difabel untuk melanjutkan kehidupan mereka meraih masa depan. Perempuanberusia 40 tahun itu terlihat anggun dengan jilbab hijaunya. Senyumnya terus mengembang di depan para orang tua anak-anak difabel. Sri, seorang difabel parapelgia tetap tangguh di tengah keterbatasannya. Kini, wanita asal Klaten itu mengabdikan hidupnya demi kemanusiaan. \"Penyandang difabel itu bukan untuk dikasihani, tapi beri mereka kesempatan,\" ujar Sri kepada Radar usai menjadi pembicara sekaligus motivator di acara Seminar Motivasi \"Aku Bukanlah Sampah\" yang digelar Yayasan Harapanku Indonesia di Hotel Zamrud Cirebon, Kamis (20/11). Dalam seminar itu, Sri berbagi pengalamannya. Ia telah membuktikan dengan segala kekurangannya bisa menginspirasi bagi semua orang, termasuk panyandang difabel dengan cara keliling Indonesia untuk mengampanyekan hak-hak kaum difabel di Indonesia. Kakinya lumpuh dari pinggang ke bawah tidak dapat bergerak sama sekali. Kesehariannya, Sri berjalan dengan dibantu kursi roda. Kelumpuhannya tidak membuat dia harus berpangku tangan di rumah. Akan tetapi sebelumnya dia telah pergi dengan mengenderai motor yang telah dimodifikasi dari Jakarta ke Bali dengan jarak tempuh 1000 Km pada tahun 2013 lalu dan belum lama ini bermotor dari titik nol Indonesia menuju Jakarta. Dari seluruh perjalanannya itu, Sri menemukan masalah utama untuk para kaum difabel. Yang paling kompleks adalah masalah akses. \"Akses dan fasilitas untuk para difabel masih minim sekali. Seperti masih belum tersedianya WC khusus difabel maupun fasilitas lainnya,\" ujarnya. Semua yang dilakukan Sri tidak lain untuk memberi semangat para penyandang difabel untuk tidak meratapi kekurangannya. Akan tetapi dengan segala keterbatasan itu masih bisa berbuat dan berguna untuk semua orang. Tidak ada alasan untuk tidak berbuat, kalau niat dan keinginan itu sudah bulat. \"Termasuk kesempatan untuk mengenyam pendidikan, jangan samakan kami dengan mereka yang keterbatasan mental. Karena masalah lainnya untuk kaum difabel adalah tidak ada kesempatan untuk sekolah di umum. Belum apa-apa sudah distop, malah disarankan ke SLB (sekolah luar biasa, red), padahal kami punya hak yang sama,\" tegasnya. Sri juga meminta kepada pemerintah untuk membuka mata, bekerja sama dengan semua pihak untuk memberi kesempatan para kaum difabel hidup layaknya manusia normal. \"Mimpi besar saya dalam hidup menyemangati teman-teman difabel dan bisa bangkit dan beraktivitas, dan menggugah para pemimpin agar memikirkan fasilitas untuk kaum difabel,\" tutur wanita yang kini bekerja sosial di United Cerebral Palsy (UCP) Roda Untuk Kemanusiaan Indonesia itu. Sementara, Ani, salah seorang difabel yang menggagas tema seminar motivasi \"Aku Bukanlah Sampah\" juga terlihat tangguh meski duduk di atas kursi rodanya. Tema seminar ini ternyata diambil dari judul puisi yang disampaikan Ani pada saat acara wisuda STMIK CIC beberapa waktu lalu. \"Puisi itu intinya menceritakan motivasi saya dan teman-teman difabel agar bisa seperti yang lain. Jangan ada perbedaan,\" ujar siswi kelas 2 SMA di SLB Budi Utama Kesambi itu. Sementara Pembina Yayasan Harapanku Indonesia Irene Lukita melalui Aditya Chandra mengatakan seminar ini sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat, khususnya para orang tua yang memiliki anak difabel. \"Pembicara yang kami hadirkan seperti Ibu Sri, Bapak Ger Kamer dari SRC Netherlands dan Ibu Marianne Oomen dari Stepping Stones Bali ini untuk memotivasi para orang tua yang memiliki anak difabel agar tidak putus asa dan terus memberi semangat anak-anaknya,\" ujarnya kepada Radar. Seminar yang dihadiri lebih dari 250 peserta itu diawali dengan konvoi berkeliling Kota Cirebon. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kampanye keberadaan difabel yang juga mampu seperti manusia normal lainnya. \"Mudah-mudahan acara ini menggugah hati semua masyarakat, termasuk pemerintah agar lebih memberi kesempatan kepada kaum difabel,\" katanya. Sementara Pendiri Yayasan Harapanku DR Chandra Lukita SE MM sangat berterimakasih kepada seluruh pembicara yang hadir dan memberikan motivasi\"Meski memiliki keterbatasan fisik, seperti Ibu Sri, dapat keliling Indonesia memberi motivasi mengkampanyekan kepada penyandang disabilitas agar jangan menyerah pada keadaan. Itu hal yang sangat mulia,\" pungkasnya. (mike dwi setiawati)
Lumpuh Bukan Penghalang, Bisa Naik Motor Jakarta-Bali
Sabtu 22-11-2014,15:31 WIB
Editor : rusdi
Kategori :