Legalitas AFKC Masih ”Ngambang”

Senin 01-12-2014,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON – Owner Indora FC Kabupaten Cirebon, H Wawan Sudirwan merasa kesal dengan panitia turnamen terbuka Super Liga I Pemuda Futsal. Soalnya, sebanyak 48 pemain futsal Indora dilarang ikut tampil di turnamen yang berlangsung pada tanggal 29-30 November di Pemuda Sport Center, Jl Pemuda Kota Cirebon tersebut. Wawan tak habis pikir mengapa panitia mem-blacklist para pemainnya. Alasan panitia mencekal para pemainnya, menurut Wawan tak masuk akal. Turnamen yang diikuti 50 tim futsal sewilayah III Cirebon itu mencekal 48 pemain Indora hanya karena klub futsal asal Kabupaten Cirebon itu menguasai turnamen serupa yang digelar Pemuda Sport Center di ulang tahunnya yang kedua, September lalu. Ketika itu, Indora menurunkan empat tim. Keempat wakil Indora lolos ke semifinal. Panitia mengeluarkan surat edaran dengan mencantumkan nama 48 pemain Indora yang dicekal. Dalam surat edaran itu dikatakan, panitia tidak menizinkan 48 pemain Indora untuk sementara. Itu dilakukan untuk memberikan kesempaatan kepada tim futsal lain agar dapat berprestasi. “Alasan itu tidak masuk akal. Larangan bermain ini bukan hanya kepada Indora sebagai tim, namun kepada individu-individu para pemain. Bahkan para pemain tidak boleh ikut turnamen itu meski membela klub lain,” ujar Wawan. Wawan menyebut, sikap panitia dapat menghambat pembinaan pemain futsal di wilayah Cirebon. “Seharusnya, otoritas futsal di Kota Cirebon, baik PSSI maupun Asosiasi Futsal Kota Cirebon (AFKC) mengatur regulasi yang jelas agar para pemilik lapangan futsal tidak asal membuat aturan,” tegasnya. Di sisi lain, salah satu pentolan AFKC, Mohammad Saeko mengungkapkan bahwa kebijakan melarang 48 pemain Indora terlibat dalam turnamen tersebut murni keputusan panitia internal Super Liga I Pemuda Futsal. “Ibu Yati, Ketua Panitia Super Liga I Pemuda Futsal menyampaikan peraturan tersebut. Saya sendiri terkejut dengan aturan tersebut dan merasa tidak enak hati kepada teman-teman Indora,” ujarnya. Eko mengatakan, pihaknya tidak dapat berbuat apa-apa dengan aturan tersebut. Pasalnya, legalitas AFKC masih ngambang pasca Kongres PSSI Kota Cirebon, 26 September lalu. “AFKC harus dibenahi. Saya berharap segera digelar kongres agar legalitasnya jelas. Dengan begitu, setiap pemilik lapangan futsal yang akan menggelar turnamen harus mendapat rekomendasi AFKC,” paparnya. Sementara itu, Super Liga 1 Pemuda Futsal berlangsung kompetitif. Sebanyak 50 tim futsal bersaing ketat untuk menjadi juara. Hasil akhirnya, menempatkan King Persada Kota Cirebon sebagai juara pertama dan El Fahd Kota Cirebon sebagai runner-up. Di final, King Persada mengalahkan El Fahd 5-2. (ttr)

Tags :
Kategori :

Terkait