Ical Ikrar Tak Nyapres Lagi

Kamis 04-12-2014,09:40 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

BALI - Keputusan aklamasi kepada Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Partai Golongan Karya, periode 2014-2019, disertai munculnya posisi baru di struktur kepengurusan DPP partai berlambang beringin itu. Selain sosok Sekretaris Jenderal dan Wakil Ketua Umum sebagai pendamping Ical, Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar di Bali kemarin (3/12) memutuskan dibentuknya struktur Ketua Harian. Penetapan Ical secara aklamasi terjadi, setelah incumbent itu dipastikan tidak memiliki pesaing dalam paripurna pemilihan Ketua Umum. Sebanyak 534 dari total 537 pemilik suara dalam Munas, seluruhnya kompak memilih kembali Ical. Tiga pemilik suara lainnya, Ormas Musyawarah Kekeluargaan dan Gotong Royong (MKGR), Kosgoro 1957, dan Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) tidak memenuhi syarat, karena surat dukungan tidak ditandatangani Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal. “Dengan ini menyatakan saudara Aburizal Bakrie terpilih kembali sebagai Ketua Umum Partai Golkar, periode 2014-2019,” ujar Nurdin Halid, Ketua Sidang Munas IX dalam paripurna penetapan Ketum Golkar di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, kemarin (3/12). Sesuai dengan tata tertib pemilihan Munas, pasal 22 ayat 5 penentuan bakal calon menjadi calon ditetapkan melalui surat dukungan terbuka. Perlu diingat, pasal ini yang membuat keberatan oleh kandidat Ketua Umum Airlangga Hartarto, dimana mekanisme penentuan bakal calon menjadi calon seharusnya melalui voting tertutup. Dari surat dukungan terbuka yang tidak dibacakan satu persatu itu, Nurdin menyebut dukungan para pemilik suara kepada Ical adalah mutlak. “Dukungannya mencapai 100 persen,” sebutnya. Kemenangan Ical itu disambut gegap gempita para pendukungnya. Mereka berhamburan menuju kursi depan, tempat Ical duduk untuk memberi salam. Tidak hanya Ical, keputusan Munas juga langsung menetapkan Akbar Tanjung kembali menduduki posisi Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar. Pasca penetapan dirinya sebagai Ketum, tugas selanjutnya adalah menetapkan struktur kepengurusan. Sebagaimana keputusan Komisi A atau Komisi bidang Organisasi, Munas memutuskan bahwa kepengurusan Ical lebih ramping. Dari jumlah pengurus yang saat ini mencapai 300 anggota, akan diperas jumlahnya tidak lebih dari 150 anggota. Sebelumnya, Ical juga sudah menjanjikan bahwa kepengurusannya lima tahun mendatang akan diisi 70 persen generasi muda. Dengan kepemimpinannya lima tahun mendatang, Ical mengaku sudah memiliki komitmen untuk membesarkan Partai Golkar. Upaya untuk mendorong lebih banyak generasi muda adalah keinginannya mempersiapkan calon pemimpin Golkar. Ical menepis anggapan bahwa dirinya masih berambisi untuk maju sebagai calon Presiden lagi. “Saya dan pak Akbar sepakat, kami cuma mengantarkan. Saya ini sudah tua,” ujarnya. Munas Partai Golkar di Bali juga membuat keputusan bahwa beringin akan konsisten berada di Koalisi Merah Putih. KMP akan dibentuk strukturnya hingga ke tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Bagaimana tanggapan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly atas hasil munas itu? Dia belum bi­sa memberikan jami­­nan kepe­ngurusan yang ter­bentuk dari hasil Munas Golkar di Bali yang memilih Ical sebagai ketua umum, akan lang­­sung diakui. “Belum, belum, akan kami lihat dulu,” kata Yason­na saat ditemui di istana ne­gara, Jakarta, kemarin (3/12). Sementara, meskipun dianggap illegal, kepengurusan Partai Golkar di bawah Presidium Penyelamat Organisasi terus mendapatkan dukungan. Kemarin (3/12) tiga organisasi underbow Partai Golkar yakni “Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi), “Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), dan “Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) menyatakan dukungan pada Golkar versi Agung Laksono itu. Perwakilan tiga organisasi itu langsung mendatangi kantor DPP Golkar di Jalan Anggrek Neli Murni 11 A. “Deklarasi dukungan itu langsung dihadiri ketua umum organisasi tersebut. MKGR yakni Priyo Budi Santoso, Kosgoro dipimpin langsung Agung Laksono, sedangkan Soksi dihadiri oleh Ketua Presidiumnya Lauren Siburian. Selain itu, salah satu sesepuh Soksi yakni Prof Suhadirman. Dalam keputusan Munas di Bali, total sebanyak 15 nama yang dinilai bergabung dalam presidium penyelamat Partai Golkar dinyatakan dipecat. Mereka adalah Ace Hasan Syadzili, Lamhot Sinaga, Melchias Markus Mekeng, Ricky Rahmadi, Andi Sinulingga, Laurence Siburian, Djasri Marin, Zainudin Amali, Juslin Nasution, Agun Gunanjar Sudarsa, Leo Nababan, Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Yoris Raweyai, dan Ibnu Munzir. (aph/bay)

Tags :
Kategori :

Terkait