Topan Hagupit Telan 27 Nyawa

Selasa 09-12-2014,07:46 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Menuju Manila, Kekuatan Mulai Mereda MANILA - Topan Hagupit yang menghantam wilayah timur Filipina memakan korban jiwa. Sedikitnya 27 orang dilaporkan tewas. Mayoritas berasal dari Kota Borongan, Provinsi Samar Timur. Padahal, sebelumnya pemerintah yakin bahwa topan besar berkekuatan 175 km per jam yang melanda kali ini tidak akan memakan korban jiwa. Sebab, mereka telah membuat persiapan matang dan melakukan evakuasi dini. \"Sebagian besar korban tewas karena tenggelam setelah terjadi banjir,\" ujar Kepala Palang Merah Filipina Richard Gordon. Topan Hagupit memang membawa angin kencang dan hujan deras di wilayah yang dilaluinya. Hujan itulah yang kemudian mengakibatkan banjir di mana-mana. Termasuk di antaranya di tempat penampungan pengungsi di Kota Polangui, Provinsi Albay. \"Kami melihat persiapan dan kewaspadaan kami mencegah tragedi dan kerusakan. Kami menjauhkan warga kami dari marabahaya. Sedih rasanya mendengar ada korban tewas, tapi ini sangat rendah, melihat potensi yang mungkin ditimbulkan Hagupit,\" ujar Menteri Dalam Negeri Filipina Manuel Roxas saat rapat di Samar kemarin (8/12). Sabtu malam (6/12) Hagupit melaju dari Samudra Pasifik dan langsung menyapu Pulau Samar dan Pulau Masbate. Topan tersebut masuk golongan tiga ketika sampai di daratan. Beberapa hari sebelumnya, kekuatan Hagupit masih besar dan masuk golongan lima. Efek terjangan Hagupit itu terasa sampai Filipina bagian tengah, Pulau Leyte, dan bagian selatan Luzon. Selain korban tewas, topan Hagupit mengakibatkan pohon-pohon tumbang, rumah-rumah semipermanen rata dengan tanah, serta listrik dan arus komunikasi terputus. Di Barongan saja diperkirakan sedikitnya ada 2.500 rumah yang rusak. Itu belum termasuk wilayah-wilayah yang lain dan ladang padi serta jagung. Kerusakan ladang dan bangunan pertanian saja mencapai PHP 1 miliar (Rp 277,7 miliar). Meski begitu, secara keseluruhan kerusakan yang ditimbulkan Hagupit itu tidak sebesar saat Filipina dilanda topan super Haiyan November tahun lalu. \"Dapur kami rusak parah. Di sekeliling kami, rumah para tetangga rata seperti kertas yang dilipat-lipat,\" ujar warga Kota Dolores, Provinsi Samar Timur, Arnalyn Bula. Penduduk yang wilayahnya telah dilewati Hagupit kini kembali ke rumah masing-masing. Mereka mengumpulkan puing-puing rumahnya yang hancur serta barang-barang yang berserakan. Para penduduk itu mengeluhkan kurangnya suplai air bersih untuk minum dari pemerintah. Mereka mendapatkan bantuan makanan, namun tidak ada air. Jaringan listrik juga masih belum normal. Hagupit kini terus melaju menuju Manila, tetapi kekuatannya terus menurun. Saat ini kekuatan Hagupit hanya 85 kilometer per jam setelah mencapai 175 kilometer per jam. Kemarin Hagupit sudah sampai di Provinsi Batangas di selatan Manila. Topan itu diperkirakan menyapu Manila Bay dengan kekuatan hanya 50 kilometer per jam. Bursa saham, sekolah-sekolah, dan kantor tutup. Penduduk di daerah yang dekat dengan aliran air dan dataran rendah telah pindah ke selter. Tentara dan petugas medis bersiap untuk merespons segala kemungkinan. Secara terpisah, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengapresiasi usaha pemerintah Filipina untuk mencegah banyaknya korban jiwa. Juru Bicara OCHA Olra Fagan menyatakan bahwa kali ini pemerintah Filipina benar-benar memiliki kemauan untuk mencegah meluasnya bencana. \"Mereka telah belajar dari pengalaman saat disapu topan super Haiyan,\" ujarnya. (Reuters/AFP/BBC/sha/c6/ami)

Tags :
Kategori :

Terkait