Acep Purnama dapat Pembelaan

Kamis 11-12-2014,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Kader Arus Bawah Ingin Regenerasi KUNINGAN – Kepemimpinan H Acep Purnama MH selaku ketua DPC PDIP Kuningan yang dinilai gagal, mendapat pembelaan dari Rana Suparman SSos. Menurut Ketua Bappilu DPC PDIP tersebut, berhasil atau gagalnya sesuatu tidak hanya dilihat dari perseorangan. Namun harus dilihat secara keseluruhan alias kerja tim. Saat mendengar adanya beberapa kader partai yang mempersoalkan kepemimpinan Acep Purnama, dirinya mengajak untuk berpikiran objektif. Terutama menyangkut penurunan perolehan kursi serta kegagalan dalam memenangkan pasangan Jokowi-JK di Kota Kuda. “Saya kira dalam menilainya itu bukan hanya dari sisi Acep secara person, tapi berdasarkan kerja tim. Bahkan saya berani mengatakan, berhasil atau gagalnya Acep itu tergantung pendampingnya atau sekretaris partai,” kata politisi yang kini menjabat ketua DPRD tersebut. Ia mengulas kembali apa yang telah PDIP capai pada setiap event pemilu legislatif. Dulu sewaktu diketuai almarhum Ading Ahyadi, Rana mengakui partai moncong putih tersebut berhasil mendapatkan 17 kursi. Pesta demokrasi yang mampu merebut 17 kursi itu yakni pada Pemilu 1999. “Setelah itu, kursi ketua partai diduduki Acep Purnama dengan sekretarisnya Nuzul Rachdy. Tiba Pileg 2004, PDIP mengalami penurunan perolehan kursi menjadi 13 buah,” ungkapnya. Pada Pileg 2009, PDIP mengalami kenaikan perolehan kursi meskipun hanya satu buah. Dari 13 menjadi 14 kursi. Waktu itu, Rana yang saat itu menjadi pendamping Acep Purnama sebagai sekretaris DPC. Berbeda dengan Pileg 2014, kembali PDIP mengalami penurunan saat jabatan sekretaris DPC diduduki Tresnadi. “Sebetulnya kalau mempersoalkan itu, malah saya yang diuntungkan. Karena pada saat saya jadi sekretaris partai, justru perolehan kursi jadi bertambah,” kata Rana sambil tersenyum. Rana sendiri merupakan salah satu bakal calon ketua DPC PDIP yang masuk penjaringan pengurus ranting dan anak cabang. Selain dirinya, muncul pula nama Acep Purnama (incumbent), Tresnadi (sekretaris DPC) dan Nuzul Rachdy (wakil ketua DPC). Bahkan dari informasi terkini terdapat nama baru, Enang Nurdin yang kini menjabat Ketua PAC Cibingbin. Sementara kader di tingkat arus bawah menghendaki adanya perubahan kepemimpinan. Kepada Radar, Enang Nurdin mengeluarkan pernyataan yang senada dengan Ketua PAC Cidahu, Warman. Ia meminta kepada Acep Purnama untuk memberikan kesempatan kepada kader lain untuk menduduki posisi ketua DPC. “Pak Acep kan sudah 15 tahun jadi ketua DPC. Saya saja yang 10 tahun ketua PAC memberikan kesempatan untuk regenerasi. Jadi sudah waktunya memberikan kesempatan kepada yang lainnya,” pinta Enang. Terlebih, lanjut dia, pada pileg terakhir PDIP mengalami penurunan suara yang cukup drastis. Dengan begitu, Enang berharap agar Acep berintropeksi. Jangan melihat seolah-olah seperti ia didukung oleh ranting dan PAC. “Siapa pun tidak akan mampu melawan Pak Acep kalau ukurannya itu. Beliau kan incumbent dan wakil bupati lagi, yang sudah pasti baik finansial maupun jaringan beliau kuasai. Tapi yang harus dipikirkan itu nasib PDIP ke depan,” harapnya. Terkait soal Acep punya ambisi untuk mencalonkan bupati, menu­rutnya tinggal dibicarakan saja de­ngan partai. “Saya pikir kader partai yang lain memahami hal itu. Tapi kalau DPC masih dipimpin Pak Acep lagi, ini artinya kaderisasi di tubuh PDIP mandek,” tandas Enang. (ded)

Tags :
Kategori :

Terkait