AS Kecam Pembekuan Pajak Palestina

Rabu 07-01-2015,10:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) agaknya bermain dua kaki dalam menyikapi perseteruan Israel dan Palestina. Setelah mati-matian menolak resolusi Palestina untuk menjadi sebuah negara dan membela Israel, kini Paman Sam ganti mengecam Israel karena membekukan dana penghasilan pajak milik Palestina. “Kami menyampaikan kepada Israel bahwa membekukan dana pendapatan pajak adalah tindakan yang akan menaikkan ketegangan. Kami menentang setiap tindakan yang meningkatkan ketegangan dan kami meminta kedua pihak menghindari hal tersebut,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Jen Psaki Senin (5/1). Meski begitu, Psaki juga menegaskan bahwa AS tetap bersikukuh akan melakukan segala daya dan upaya untuk menghalau Palestina menjadi anggota Mahkamah Kriminal Internasional. Menteri Luar Negeri AS John Kerry sudah melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu terkait hal itu. Amerika juga sudah menghubungi para petinggi Palestina agar mereka mundur saja. Jika Palestina tetap maju dan diterima menjadi anggota ICC, kucuran bantuan yang selama ini mereka terima dari AS bakal terhenti. Saat ini anggota Kongres AS yang baru didominasi dari Partai Republik. Partai tersebut banyak didominasi orang-orang yang pro-Israel dan anti-Palestina. Keputusan untuk menghentikan bantuan itu bisa dilakukan dengan mudah dan Presiden AS Barack Obama tidak akan bisa melakukan apa pun untuk mencegah. Pemerintah AS harus memikirkan dampaknya jika bantuan pendampingan finansial sebesar USD 400 juta (Rp 4,96 triliun) tersebut benar-benar tidak mengucur dan Israel tetap bersikukuh membekukan dana penghasilan pajak Palestina. Jika itu terjadi, pemerintah Palestina dipastikan bakal kolaps dan tidak bisa membayar gaji puluhan ribu pegawai negara. Selama ini negara-negara Arab pernah menjanjikan memberikan pendampingan finansial pada Palestina. Namun, AS tidak yakin hal tersebut. Sebab, dulu negara-negara Arab juga pernah menjanjikan bantuan, namun janji tersebut isapan jempol belaka. Uang itu tidak pernah cair. (AP/Haaretz/sha/c17/ami)

Tags :
Kategori :

Terkait