Joko Widodo Belum Ambil Keputusan

Kamis 15-01-2015,09:41 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

PRESIDEN Joko Widodo, hingga tadi malam, belum kunjung mengambil keputusan terkait pencalonan kapolri. Presiden masih mengendapkan sikap terakhir yang akan diambil, apakah akan menarik pencalonan Budi Gunawan yang telah berstatus tersangka oleh KPK atau meneruskan proses pencalonan. Presiden memilih untuk menunggu terlebih dulu proses politik yang kini sedang berlangsung di DPR. “Sampai saat ini masih menunggu, nggak tahu paripurna (DPR) kapan, setelah itu baru kami putuskan, kebijakan apa yang akan diambil,” tutur Jokowi di Wisma Negara, Jakarta, tadi malam (14/1). Pada kesempatan itu, dia lagi-lagi menekankan kalau tahapan prosedur pengajuan Budi Gunawan sebagai calon tunggal kapolri sudah dilalui dengan baik. Yaitu, bahwa pemerintah sebelumnya telah menerima usulan dari kompolnas. Jokowi membeberkan kembali dua opsi yang ditawarkan kompolnas. Opsi pertama berisi 9 perwira tinggi polri dan opsi lainnya yang memuat 4 petinggi polri bintang tiga. Dari pilihan yang ada, Jokowi kemudian memilih satu, yaitu Budi Gunawan. Dalam proses memilih tersebut, Jokowi mengungkap, kalau juga telah bertanya ke komplonas berkaitan dengan persoalan isu rekening gendut yang menerpa Budi Gunawan. “Dan saya dapat surat ini,” kata Jokowi sambil menunjukkan kopian surat berlabel Polri. Surat tersebut intinya berisi klarifikasi mengenai isu rekening gendut yang dimiliki jenderal bintang tiga itu. Bahwa dari hasil penyelidikan disimpulkan kalau tidak ada transaksi mencurigakan. “Itu yang saya pegang,” tegas presiden. Lalu, bagaimana dengan kabar tentang tanda merah dari KPK untuk Budi Gunawan saat proses penyusunan Kabinet Kerja? Jokowi memilih tidak menanggapinya secara langsung. “Semua lembaga harus dihormati,” kata Jokowi. Namun, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengakui, Presiden Jokowi tidak hanya mempertimbangkan prosedur politik yang sudah hampir 90 persen dilalui seiring pesetujuan Komisi III DPR terhadap pencalonan Budi Gunawan. “Tapi, proses hukum terkait status tersangka Budi Gunawan oleh KPK juga menjadi perhatian presiden,” ujarnya. Menurut Andi, sepanjang satu hari kemarin, presiden beserta beberapa menteri melakukan rapat untuk mempersiapkan beberapa opsi terkait proses hukum di KPK yang terus berjalan. Apakah opsinya termasuk mengajukan calon Kapolri baru? “Yang jelas, presiden sudah memiliki opsi-opsinya, tapi kami diminta untuk tidak dulu menyampaikan pilihan presiden tersebut,” katanya. Selama sehari kemarin, disela melaksanakan sejumlah agenda kepresidenan, sejumlah momen pertemuan dan pembicaraan terkait status pencalonan Budi Gunawan juga terus dilangsungkan. Salah satunya, saat menerima Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh di kantor kepresidenan. Bos salah satu televisi nasional itu datang di komplek istana keperesidenan disela pertemuan presiden dengan sejumlah pimpinan lembaga tinggi negara sedang berlangsung, siang kemarin. Usai bertemu presiden, Paloh memberikan sinyal kalau berada di posisi mendukung agar presiden tetap meneruskan pencalonan Budi Gunawan. Dia sempat menyinggung tentang perlunya menghormati keputusan DPR yang sudah meloloskan calon kapolri tunggal dari pemerintah tersebut. “Ya, kita hormatilah lembaga negara kita. Kalau saya dimintai pendapat, ya harus kita hormati keputusan itu,” kata Paloh. Meski demikian, saat didesak apakah pernyataan tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap Budi Gunawan sebagai calon kapolri, Paloh tidak menyatakannya secara gamblang. “Bukan Budi Gunawan-nya, tapi saya mendukung tatanan sistem ketatanegaraan kita,” kelitnya. Saat disinggung terkait risiko menurunnya kepercayaan masyarakat jika kapolri yang dipilih berstatus tersangka KPK, dia menyatakan kalau hal tersebut sudah menjadi keniscayaan yang harus ditanggung sebuah pemerintahan. “Itulah tugas pemerintah. Bukan hanya merasa nyaman dengan mendapat dukungan terus-menerus pada pemikiran-pemikiran yang populis,” tandas Paloh. Pada Selasa (13/1) malam, Paloh bersama sejumlah pimpinan partai di Koalisi Indonesia Hebat (KIH) lainnya melakukan pertemuan dengan Megawati Sukarnoputri. Pertemuan itu berlangsung di kediaman Megawati, di Jalan Teuku Umar, Jakarta. Terkait hasil pertemuan, Paloh hanya menyatakan kalau banyak hal yang telah didiskusikan saat itu. Menurut dia, belum ada keputusan atau kesepakatan bersama yang dicapai dalam pertemuan tersebut. Khususnya, menyangkut pencalonan Budi Gunawan sebagai kapolri. (dyn/owi)

Tags :
Kategori :

Terkait