Calon Guru Tetap Dibekali Kurtilas

Kamis 15-01-2015,10:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

JAKARTA-Pelaksanaan Kurikulum 2013 (kurtilas) memang hanya diterapkan terbatas di 6.221 unit sekolah saja. Namun, perguruan tinggi atau universitas yang mencetak calon guru tetap membekali mahasiswa dengan pembelajaran sesuai kurtilas. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Rochmat Wahab menuturkan, pelaksanaan kurtilas hanya pada sekolah tertentu tidak terlalu berdampak signifikan terhadap perkuliahan para calon guru. \"Mereka (para calon guru, Red) tetap kami kenalkan dengan pembelajaran berbasis kurtilas,\" tuturnya, kemarin. Alasan mempertahankan pengetahuan kurtilas bagi para calon guru adalah, Rochmat optimistis suatu saat nanti kurtilas juga akan dilaksanakan secara menyeluruh. Landasannya adalah, statement Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan yang menyatakan implementasi menyeluruh kurtilas paling lama 2018 nanti. \"Penghentian sementara kurtilas saat ini kan bukan untuk menghapus. Jadi tidak ada salahnya kami tetap memberikan perkuliahan dengan gambaran kurtilas,\" jelas pejabat asal Jombang, Jawa Timur itu. Secara pribadi, Rochmat menilai pembelajaran berbasis kurtilas cukup positif. Tentang penghentian kurtilas, Rochmat menyayangkan kebijakan penghentian kurtilas tersebut dilakukan mendadak saat pergantian dari semester ganjil ke semester genap. Alangkah lebih baik, jika pembelajaran berbasis kurtilas dijalankan dulu secara penuh dalam satu tahun pelajaran. Perkara akan dihentikan, menunggu setelah ujian kenaikan kelas. Hanya saja, Rochmat mengatakan kebijakan kurikulum nasional ada di tangan Mendikbud Anies Baswedan. Dia berharap keputusan Anies menghentikan implementasi kurtilas itu dilandasi dengan pertimbangan yang utuh terhadap urusan kurikulum. Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Djaali juga menjelaskan, mahasiswa calon guru di kampusnya tetap diberi wawasan tentang pembelajaran berbasis kurtilas. \"Buat jaga-jaga jika nanti mereka lulus, terus mengajar di sekolah yang menerapkan kurtilas,\" paparnya di Jakarta. Guru besar bidang evaluasi pendidikan itu menjelaskan, setiap universitas diberi kewenangan untuk membuat atau merancang kurikulum pembelajaran sendiri-sendiri. Tetapi khusus untuk mahasiswa calon guru, kurikulum perkuliahannya cukup unik. Yakni dikenalkan dengan kurikulum sekolah yang berlaku. Sedangkan untuk rekrutmen mahasiswa baru calon guru, Djaali menuturkan bakal diberlakukan saringan dua kali. Setelah calon mahasiswa baru lulus seleksi masuk awal; SNMPTN, SBMPTN, dan ujian mandiri, akan dilaksanakan ujian lagi. Yakni ujian bakat menjadi seorang guru. \"Aturan ini sudah disepakati rektor-rektor LPTK (lembaga pendidikan tenaga kependidikan, red),\" jelas dia. Djaali menambahkan, masalah saat ini adalah banyak guru yang sejatinya tidak memiliki bakat menjadi guru. Sehingga sering muncul kasus guru-guru yang melanggar norma susila dan tindak pidana. Menurut dia, orang yang berbakat menjadi guru bakal menjadi guru yang bisa menjadi teladan siswanya. (wan/end)

Tags :
Kategori :

Terkait