KOP Gelar Liga Catur

Sabtu 17-01-2015,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON – Klub Olahraga Pelajar (KOP) Kota Cirebon cabang catur mulai berinovasi soal pembinaan usia muda. Untuk pertama kalinya, KOP catur bakal menggelar Liga Catur 2015. Perhelatan itu akan digelar setiap akhir pekan, Sabtu dan Minggu. Putaran pertama akan digelar hari ini di Aula SDN Pekalangan, Kota Cirebon. Di perhelatan perdana ini, KOP catur hanya menggelar Liga Catur untuk pecatur putra. Even ini akan diikuti delapan pecatur, masing-masing tiga pecatur dengan status pelajar SD, dua pecatur pelajar SMP dan tiga pecatur pelajar SMA. KOP tidak mengklasifikasikan pertandingan berdasarkan jenjang sekolah. Seluruh pecatur akan saling berhadapan dalam sistem setengah kompetisi setiap pekannya. “Meski para pecatur memiliki jenjang sekolah berbeda, namun tidak ada perbedaan bagi mereka. Mereka berada dalam satu level dan akan saling berhadapan,” terang Ketua KOP catur, Johanes Ciputra. Menurut Johanes, KOP memiliki data prestasi kedelapan pecatur yang akan mengikuti liga. Johanes menyebut, kedelapan pecatur memiliki tingkat kemampuan hampir sama. Jadi, tidak masalah meski pecatur dari pelajar SD menghadapi pecatur dari SMA. “Level permainan mereka yang akan menentukan hasil kompeisi ini,” katanya. Delapan pecatur tersebut adalah Galang Aditia (SDN Pelandakan), Muhammad Rafi (SDN Guntur), Rino Adriano (SDN Karang Anom), Rifki Muhamad (SMPN 1 Kota Cirebon), M Rizky (SMP Sunan Kalijaga), Widi Yos Firmansyah (SMAN 8 Cirebon), Gerry Matias (SMA Putra Nirmala) dan Panji Caturangga (SMAN 1 Cirebon). “Di akhir kompetisi, dua pecatur yang berada di peringkat terbawah akan terdegradasi. Posisinya akan digantikan oleh dua pecatur potensial lainnya yang sudah masuk rengking KOP,” terang Johanes. Ia mengungkapkan, untuk tahun ini, KOP baru bisa menggelar liga bagi pecatur putra. Pecatur putri masih minim, karena itu KOP masih belum bisa menggulirkan liga. Johanes memaparkan bahwa peserta liga catur tidak boleh siswa kelas akhir. Artinya, tidak boleh kelas 6 SD, kelas 3 SMP atau kelas 3 SMA. Dibatasi demikian, karena tujuannya adalah O2SN. Dalam O2SN tidak diperkenan­kan siswa kelas akhir ikut serta. “Dengan bata­san tersebut, pecatur putri yang ada tidak lolos kuali­fikasi. Maka, kami putus­kan untuk memaksimal­kan pem­binan terlebih dahu­lu sebe­l­um menggelar liga untuk kategori putri,” bebernya. (ttr)

Tags :
Kategori :

Terkait