MAJALENGKA - Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram tampaknya menjadi fenomena klasik yang sudah sering terjadi. Namun selain itu, soal harga di tingkat pengecer nyaris cukup tinggi melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET). Sejak satu pekan terakhir ini, masyarakat di wilayah Kabupaten Majalengka kesulitan untuk mendapatkan gas melon. Sulitnya mendapatkan gas bersubsidi ini terjadi di sejumlah daerah wilayah selatan seperti Banjaran dan Talaga. Dari sisi harga pun mulai tidak terkendali akibat terjadinya kelangkaan. Meskipun ada, jumlahnya sangat terbatas tidak sampai setengah dari biasanya. Salah seorang warga desa Talaga, Yeni (21) mengaku gas 3 kilogram di tingkat pengecer di desanya serta sejumlah desa tetangga lainnya sudah mencapai Rp20 ribu hingga Rp22 ribu per tabung. Itupun pembelian harus berebut dengan konsumen lainnya atau jika tidak konsumen harus menyimpan uang terlebih dulu di pengecer. “Saya kadang ngga masak selama satu hari karena enggak mendapatkan gas melon. Sudah mencari kemana-mana tapi tetap aja kosong,” tuturnya saat ditemui di Majalengka, Minggu (1/2). Kondisi ini sudah sering terjadi baik kelangkaan sampai dengan harga di atas HET untuk setiap tabungnya. Harga di tingkat pengecer bervariasi ada yang mencapai Rp19 ribu sampai Rp20 ribu per tabung. Tingginya harga per tabung gas 3 kilogram juga terjadi di wilayah Dawuan. Samsu (41), mengaku meski harganya cukup tinggi namun untuk mendapatkan gas melon tersebut sampai harus memesan dan membayar uang di muka terlebih dahulu kepada agen atau warung yang menjual. Jika cara ini tidak dilakukan maka dirinya tidak akan kebagian gas. Disamping itu, cara yang disiasatinya juga tidak asal langsung mendapatkan barang yang dibutuhkannya. Dalam setiap penitipan uang dan tabungnya, baru dua sampai tiga hari kemudian bisa mendapatkan. (ono)
Lagi, Gas Melon Langka dan Mahal
Senin 02-02-2015,08:52 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :