SOLO – Isak tangis mewarnai pemakaman jenazah pelawak senior Djujuk Djuwariyah atau yang akrab disapa Djujuk Srimulat, kemarin (7/2). Kerabat dan keluarga mengiringi prosesi pemakaman sejak dari rumah duka hingga tempat pemakaman umum (TPU) Bonoloyo, Jalan Sumpah Pemuda, Kadipiro, Banjarsari. Rekan seprofesi yang tampak hadir, di antaranya Gogon, Nunung, Didi Kempot, dan Yati Pesek. Lantas, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo dan Wakil Wali Kota (Wawali) Ahmad Purnomo juga melayat. Bagi rekan seprofesi, Djujuk banyak meninggalkan kenangan semasa hidup. Gogon, salah satu rekan Djujuk yang tergabung dalam Srimulat, mengatakan, Djujuk merupakan sosok yang baik dan mudah bersosialisasi. Dengan demikian, dia merasa sangat kehilangan saat mendengar kabar kepergian Djujuk. ”Beliau adalah sosok yang baik. Banyak kenangan yang saya miliki bersama beliau,” kenang dia. Diungkapkan, sebelum meninggal Djujuk pernah menyampaikan kekecewaannya terhadap anggota Srimulat yang terkesan berjalan sendiri-sendiri. Sehingga terlihat bahwa Srimulat sedikit dikesampingkan. ”Dulu pernah cerita kalau sedikit kecewa. Anggota Srimulat jadi berpencar-pencar sendiri-sendiri. Begitu,” ungkapnya. Lantas, bagi Nunung, Djujuk dianggap seperti ibunya sendiri. Lantaran banyak kenangan, maka Nunung tak bisa menahan tumpahan air mata ketika mengingat kenangannya bersama Djujuk. Dia mengingat perkataan Djujuk beberapa waktu sebelum meninggal untuk bisa membahagiakan legenda Srimulat tersebut. ”Mbak Djujuk itu seperti ibu saya sendiri. Dia yang mengajari dan mengasuh saya dulu. Dia sempat bilang kepada saya untuk bisa membahagiakannya. Waktu itu sebelum meninggal,” ucap Nunung. Didi Kempot, rekan Djujuk yang turut hadir mengugkapkan, Djujuk merupakan salah satu rekan yang tiada duanya. Dia merasa kaget mendengar kabar duka tersebut. Sebab dua bulan yang lalu, almarhumah sempat dan masih sehat menghadiri seratus hari almarhum Mamiek. ”Tentu merasa kehilangan dengan kepergian beliau. Dia sosok yang tidak ada duanya,” tuturnya. Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo (Rudy) turut mengucapkan bela sungkawa kepada senior dunia perlawakan ini. Dia yang mewakili seluruh jajaran pemkot mendoakan yang terbaik bagi Djujuk yang telah berpulang. ”Saya mewakili seluruh jajaran pemkot turut berduka cita. Semoga yang terbaik bagi almarhumah,” ujar Rudy. Sebagai bentuk penghargaan, Rudy bakal mengusulkan penghargaan berskala nasional untuk seniman asli Solo ini. Penghargaan itu layak diberikan, mengingat kiprahnya di dunia seni tak diragukan lagi. Usulan tersebut akan dilayangkan ke Kementerian Sosial (Kemensos) RI dalam waktu dekat. ”Kalau di tingkat kota penghargaan itu pasti. Tak ada persoalan. Namun dengan kiprahnya dalam dunia seni budaya yang luar biasa, kami ingin agar ada penghargaan di tingkat nasional. Pengusulannya bisa dilakukan melalui Menteri Sosial,” ujarnya. Hal serupa juga pernah dilakukan pemkot ketika maestro keroncong Gesang meninggal dunia pada 2010. Saat itu pemkot mengusulkan anugerah pahlawan nasional. Prosesi permakaman di rumah duka Jalan Srigunting V No 2 RW 4 RW 11 Gremet, Manahan, kemarin penuh sesak pelayat. Tak hanya dari kalangan sesama profesi, warga dan jajaran pemkot juga turut hadir mengucapkan belasungkawa mereka. Jenazah Djujuk diangkat dari rumah duka pukul 12.55 dan tiba di TPU Bonoloyo pukul 13.15. (can/un)
Kecewa Srimulat Dikesampingkan
Minggu 08-02-2015,09:00 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :