Bulog Cirebon Punya 30 Ribu Ton

Kamis 26-02-2015,09:36 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

SAAT stok beras menipis di pasaran dan membuat harganya melambung tinggi, Bulog Sub Divre Cirebon justru masih punya stok beras yang melimpah. Artinya, tak perlu ada kekhawatiran. Pemerintah daerah yang merasa perlu melakukan operasi pasar, tinggal mengajukan ke Bulog. Data yang diterima Radar, saat ini ada 30 ribu ton beras kualitas medium yang disimpan di 10 gudang milik Bulog Sub Divre Cirebon. Sementara kebutuhan untuk raskin 5.700 ton dan 75 ton untuk keperluan umum. Sehingga stok yang ada sudah pasti mencukupi untuk keperluan operasi pasar. Kepala Bulog Sub Divre Cirebon Miftahul Ulum mengatakan, operasi pasar pihaknya menggunakan beras kualitas medium, sesuai dengan stok beras yang ada di Bulog. Dikatakan, standar kualitas medium ini kerap digunakan untuk keperluan penyaluran raskin dan juga untuk cadangan beras pemerintah (CBP). “CBP masing-masing daerah itu 100 ton beras, tapi itu bisa ditambah jika diperlukan tinggal mengajukan saja,” ujarnya, kemarin. Dijelaskan Miftah, penggunaan kualitas beras medium sendiri karena operasi pasar memang memiliki target untuk menjaga daya beli masyarakat menengah ke bawah. “Kalau masyarakat menengah ke atas mereka kan bisa beli beras premium,” ungkapnya. Seperti diketahui untuk kualitas beras medium ini memiliki standar, yakni broken (butir patah) 20 %, menir 2 %, kadar air 14 %, dan masa penyimpanan beras 3-5 bulan. “Jadi wajar kalau ada kutu, karena beras di Bulog kan disimpan, beda dengan di pembeli. Tapi kita upayakan, Isnya Allah untuk beras untuk operasi pasar ini bebas dari kutu,” ujarnya. Dikatakan dia, sebenarnya ada­nya kutu sendiri menandakan bah­wa beras tersebut cukup sehat untuk dikonsumi, karena tidak mengandung pestisida. Selama ini kualitas medium sendiri me­mang warnanya agak buram jika diban­dingkan dengan kualitas pre­mium. “Tapi memang kalau pun ba­nyak kutu itu juga tidak baik, jadi kita minimalisir,” ujarnya. Operasi pasar beras digelar jika harga beras di pasar mencapai kenaikan 10 persen dari harga semula. “Stok kita sebenarnya sangat melimpah, untuk di Cirebon cukup lima bulan ke depan, sedangkan di Jawa Barat juga stok beras kita cukup untuk tiga bulan ke depan,” tambahnya. Sebelumnya, Kepala Disperin­dagkop UKM Kota Cirebon, Drs H Agus Mulyadi MSi menyebutkan berdasarkan hasil rapat, operasi pasar akan mulai digelar antara hari Jumat (27/2) atau Sabtu (28/2). Pihaknya akan melakukan koordinasi terakhir mengenai teknis pelaksanaan Operasi Pasar pada Hari Kamis (26/2). Operasi Pasar rencananya akan digelar selama tiga hari, dengan jumlah stok yang disiapkan untuk OP sebesar 2 ton per hari. Ada 15 titik yang telah ditentu­kan untuk Operasi Pasar. Yakni Pasar Kramat, Pasar Pagi, Kelurahan Kebon Baru, Pasar Kanoman, Pasar/Kelura­han Jagasatru, Pasar Perum­nas, Kelurahan Kalijaga, Pasar Kali­tanjung, Puskesmas Majasem, Kelurahan Pekiringan, Kelurahan Pan­junan, Kelurahan Kasepuhan, Kantor Camat Lemahwungkuk. Lokasi yang dipilih, kata Agus, yakni berada di dekat pasar dan juga masyarakat. “Ini supaya efektif untuk menekan harga beras di pasar,” ucapnya. Agus menjelaskan dalam operasi pasar ini Pemkot Cirebon dan Bulog membatasi pembelian beras, yakni 5 kg/orang. (jml)

Tags :
Kategori :

Terkait