Menitikan Air Mata di Makam Rasulullah, Sabtu-Minggu City Tour di Madinah
Begitu tiba di Kota Madinah, rombongan Darul Falah Tour langsung melaksanakan serangkaian ibadah dan ziarah ke sejumlah tempat. Yakni di Masjid Nabawi dan makam Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabat. Tak sedikit jamaah yang menitikan air mata ketika berdoa di makam Rasulullah.
KHOLIL IBRAHIM, Madinah
ROMBONGAN Darul Falah Tour menginap di Hotel Al Haram. Lokasinya sekitar 100 meter ke arah timur dari Masjid Nabawi.
Hotel ini sangat representatif, nyaman dan menjadi pilihan rombongan jamaah umrah dari berbagai negara. Makanan yang disediakan pas di lidah orang Indonesia. Tidak salah Darul Falah Tour memilih hotel bintang lima ini sebagai tempat menginap jamaah.
Area Masjid Nabawi saat ini sedang diperluas. Hotel di sekelilingnya jadi korban penggusuran. Salah satunya hotel yang baru dibangun didekat Hotel Al Haram.
Debu dari pekerjaan pembongkaran dan perluasan masjid inilah yang membuat jamaah umrah dianjurkan mengenakan masker. Tapi pada hari Jumat kemarin, pekerjaan dihentikan untuk memberikan kenyamanan umat Islam menunaikan salat Jumat berjamaah.
Jamaah umrah Darul Falah Tour benar-benar memanfaatkan waktu untuk beribadah di Masjid Nabawi. Jamaah sudah bangun pukul 02.00 dini hari untuk salat tahajud, itikaf, mengaji, berzikir lantas dilanjutkan dengan salat subuh berjamaah.
Sekitar pukul 08.00 usai sarapan, rombongan diajak untuk ziarah ke makam Rasulullah SAW yang lokasinya di dalam area masjid Nabawi. Ziarah dipimpin langsung KH Syairozi Bilal yang membimbing jamaah untuk berdoa, sebelum, sedang dan sesudah ziarah. Termasuk menceritakan sejarah berdirinya masjid Nabawi dan keberadaan makam Rasulullah SAW.
Saat berdoa bersama, banyak jamaah yang menangis. Kerinduan mereka kepada Nabi Muhammad SAW dilampiaskan dengan selalu bersalawat, memohon safaat.
“Kita juga berdoa dan sampaikan salam dari orang tua, keluarga, sahabat dan orang-orang yang kita cintai kepada Rasulullah. Semoga mereka bisa pula datang dan berziarah langsung ke makam nabi. Amin,” kata KH Syairozi Bilal di sela doanya.
Dalam ziarah ini, rombongan jamaah umrah dibagi dua kelompok. Yakni laki-laki dan perempuan. Jamaah laki-laki bisa langsung memasuki area makam Rasulullah yang diantaranya terdapat mimbar nabi dan Raudhah. Makam nabi sendiri berdampingan dengan makam Abu Bakar Sidiq RA dan Umar bin Khatab RA.
Usai ziarah, rombongan rencananya akan mengunjungi Makam Al Baqi yang lokasinya 30 meter dari Masjid Nabawi. Namun karena hari Jumat, makam 10 ribu sahabat, keluarga nabi termasuk Khalifah Usman bin Affan ditutup.
Oleh KH Syairozi Bilal jamaah diajak untuk menunaikan salat duha, salat sunah lainnya, itikaf, mengaji sembari menunggu salat Jumat berjamaah.
SABTU-MINGGU CITY TOUR DI MADINAH
Jamaah Umrah Darul Falah Tour mengikuti city tour ke sejumlah objek wisata yang ada di Kota Madinah, Sabtu (28/2). Tiga hari berada di Madinah, jamaah sudah mulai terbiasa dengan cuaca. Jadwal waktu salat di Masjid Nabawi sampai rute untuk berziarah ke makam Rasulullah termasuk pintu masuk menuju Raudhah.
Meski baru beberapa hari di Madinah, jamaah sudah mulai hapal jadwal ibadah, makan di hotel sampai waktu yang tepat untuk jalan-jalan atau toko mana yang menawarkan harga murah. Saat city tour, jamaah diajak mengunjungi Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Masjid Tujuh, Jabal Uhud, Kebun Kurma dan Percetakan Al Quran.
Diantara lokasi wisata religi itu, jamaah diharuskan waspada lantaran rawan copet. Seperti dialami salah seorang jamaah yang kehilangan tas berisi KTP serta sejumlah uang saat berada di Masjid Quba. Apalagi masjid ini sangat ramai pada hari Sabtu. Sebab, di hari Sabtu pula Rasulallah selalu mengunjungi masjid yang pertama kali didirikan bersama sahabat ketika baru datang di Madinah hijrah dari Mekkah.
“Hilang saat ambil wudhu mau salat sunah. Gak apa-apa, diikhlaskan saja,” ucap Hj Susiwati jamaah umrah asal Kecamatan Gabus Wetan sembari tersenyum.
Di masjid ini, jamaah juga kerap risih dengan ulah para pedagang cinderamata yang mayoritas anak-anak kecil. Mereka selalu memaksa para jamaah dengan segala cara yang membuat jengkel.
Berbeda dengan pabrik pengolahan Kurma. Di lokasi ini jamaah bersenang-senang mencicipi buah kurma gratis sambil menikmati secangkir teh panas dengan pemandangan hamparan pohon kurma seluas sekitar empat hektare.
Menariknya, tak hanya buah kurma matang yang dibeli pengunjung untuk oleh-oleh. Buah kurma muda kering juga banyak diminati. “Ada temen yang pesen kurma muda,” ucap Yati salah seorang jamaah umrah asal Kecamatan Anjatan. Kurma muda kering ini ternyata merupakan ramuan khas yang dapat menyuburkan kandungan. (*)