Vinales vs Miller Paling Dinantikan

Senin 23-03-2015,10:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

DOHA - Bukan hanya pembalap deretan terdepan yang menarik dinanti persaingannya pada seri pembuka MotoGP di Sirkuit Losail, Qatar, pekan depan. Aksi-aksi para rookie juga sebaiknya diberikan perhatian. Ada empat pendatang baru musim ini. Para rookie itu adalah Maverick Vinales (Suzuki Ecstar), Jack Miller (LCR Honda), Eugene Laverty (Aspar Honda), dan Loriz Baz (Forward Yamaha). Selain Vinales yang bertarung di kelas pabrikan, ketiga rookie lainnya bersaing di kelas Open. Dari keempat rookie tersebut, kehadiran Jack Miller bisa dibilang fenomenal. Honda Racing Corporation (HRC) menemukan potensi besarnya saat masih berlaga di kelas Moto 3 setahun silam. Adalah Shuhei Nakamoto yang berani mengambil risiko untuk keputusan nyeleneh, mengangkat rider Australia itu dari kelas terendah grand prix ke level para raja. Bahkan, keputusan wakil presiden HRC tersebut sempat membuat adik kandung Marc Marquez, Alex cemburu karena sebenarnya Miller hanya finis kedua di belakangnya pada akhir musim. \"Aku tahu (keputusan) ini adalah pertaruhan besar dan mungkin memang ide bodoh atau bisa juga keren. Aku sudah berpikir bahwa lompat dari Moto3 ke MotoGP terlalu jauh dan mungkin bukan ide yang bagus. Tapi aku cukup gila untuk melakukan itu,\" ujar Nakamoto pada November lalu. Jelang balapan Qatar 29 Maret nanti, Miller mengaku sudah tak sabar untuk menunjukkan potensi terbaiknya. Losail, menurutnya, adalah sirkuit yang cocok untuk Honda karena berkarakter cepat. \"Treknya mengalir dan aku lebih nyaman di sini (Losail) dibandingkan di Sepang. Di Sepang kami harus berjuang untuk keluar dari tikungan lambat, tapi di sini benar-benar mengalir dengan tikungan cepat yang menyenangkan,\" papar Miller seperti dikutip MCN. Setelah mengendarai RC213 V-RS tanpa bantuan sistem elektronik pada uji coba awal musim lalu, rider 19 tahun itu mulai beradaptasi dengan paket elektronik baru di Sepang dan Qatar. Kepala Mekanik LCR Honda Cristian Gabarrini secara bertahap memperkenalkan fungsi elektronik tersebut ke motor Miller. \"Pada dasarnya sekarang aku sudah menggunakan semua piranti elektronik pada motorku. Mereka (tim mekanik) tidak memburuku dengan terlalu banyak fungsi pada awalnya, karena kepalaku bisa meledak!\" katanya. Dalam tiga uji coba pra musim, Miller menunjukkan hasil lumayan. Jika dibanding rookie lainnya, rider Australia itu memang selalu berada di belakang Maverick Vinales. Namun, mereka berdua memang bertarung di kelas berbeda. Motor Vinales punya spek pabrikan sedangkan Miller adalah Open. Meski begitu keduanya selalu berdekatan dalam pencapaian waktu tercepat. Apabila dibandingkan dengan Laverty yang menunggang motor sama, Miller masih lebih baik. Laverty adalah jebolan World Superbike di musim sebelumnya. Motornya mengunakan mesin ber-cc 1.000. Adapun Miller harus berjuang keras beradaptasi dengan motor MotoGP setelah sebelumnya \"hanya\" mengendarai motor Moto3 berpakasitas mesin 250 cc. \"Di Qatar aku mulai mendapatkan feeling pada bagian depan motorku. Sekarang aku sudah bisa melakukan attack terhadap rider di depanku,\" papar Laverty usai uji coba Qatar. Dia mengakui sedang belajar meniru gaya Marc Marquez membalap untuk bisa beradaptasi lebih cepat dengan motor MotoGP. Demikian pula dengan Loris Baz yang juga mantan rider Superbike. Sebelum meneken kontrak dengan Yamaha, HRC juga berminat dengan rider Prancis 21 tahun ini. Sayang setelah diukur, posturnya dianggap terlalu tinggi untuk motor RC213V-RS. Tinggi badan Baz 188 sentimeter. Dengan capaian selama uji coba pramusim. Hampir bisa dipastikan bahwa Maverick Vinales-lah yang punya potensi terbesar menjadi rookie terbaik musim ini. Banyak pengamat juga menjagokan Vinales dibandingkan dengan Miller. (cak/ham)

Tags :
Kategori :

Terkait