Ultimatum Kedua bagi Syria

Senin 05-12-2011,02:45 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

BEIRUT- Tekanan atas rezim Bashar al-Assad terkait kekerasan dan kekacauan di Syria terus bergulir. Kali ini, Liga Arab kembali memberikan ultimatum kepada Assad untuk merespons proposal mereka terkait situasi di Syria. Tenggat waktu (deadline) ultimatum kedua itu berakhir kemarin (4/12) atau tadi malam WIB. Hingga pertemuan tingkat menteri luar negeri Liga Arab di Kota Doha, Qatar, Sabtu lalu (3/12), Syria sebetulnya belum memberikan sinyal positif. Bahkan, pemerintahan Presiden Assad tetap tidak menunjukkan iktikad baik untuk merespons proposal Liga Arab.  Dalam proposalnya, Liga Arab mendesak rezim Assad memberikan akses kepada tim pengamat dari luar untuk memasuki negerinya. Selanjutnya, tim akan melakukan investigasi independen terkait serangkaian kekerasan yang terjadi di Syria. Mereka juga akan mencari cara paling tepat untuk mengakhiri krisis politik di negara itu. Jika Syria tak merespons desakan tersebut, Liga Arab bakal menjatuhkan sanksi. Sabtu lalu, 22 menlu dari negara-negara anggota Liga Arab sepakat untuk menjatuhkan sanksi ekonomi dan diplomatik kepada rezim Assad. Sanksi akan diberlakukan jika Syria tak merespons proposal Liga Arab. “Jika tidak merespons proposal kami, Syria jelas akan mengundang PBB untuk terlibat dalam krisis ini,” ungkap Menteri Luar Negeri Qatar Hamad bin Jassim bin Jaber Al Thani alias Sheikh Hamad. Selain siap menjatuhkan sanksi ekonomi dan diplomatik, Liga Arab juga mencekal sekitar 19 pejabat tinggi Syria. Kemarin Liga Arab memutuskan untuk melarang tokoh dalam daftar cekal itu menginjakkan kaki di negara-negara anggota. Sheikh Hamad berharap, kali ini Syria tidak mengabaikan lagi batas waktu yang diberikan Liga Arab dalam ultimatum kedua. Seorang petinggi Syria yang tak boleh memasuki negara-negara anggota Liga Arab adalah saudara laki-laki Assad, Maher. Juga taipan telekomunikasi Syria, Rami Makhluf. Kon, pebisnis sukses yang sering keliling negara-negara Arab itu punya hubungan darah dengan Assad. “Liga Arab juga akan mengurangi jumlah penerbangan dari dan ke Syria,” kata Liga Arab dalam pernyataan tertulis. Menjelang akhir batas waktu ultimatum kedua tersebut, rezim Assad sempat mengajukan permohonan kepada Liga Arab untuk mengklarifikasi proposal yang telah dikirim. “Mereka meminta kami memberikan penjelasan baru dan merevisi beberapa poin penting dalam proposal tersebut, terutama berkaitan dengan pengiriman tim pengamat,” ujar seorang pejabat Liga Arab. Namun, organisasi negara-negara Arab yang bermarkas di Kota Kairo, Mesir, itu menolak permintaan Syria. “Jika mereka (rezim Assad) memang masih punya itikad baik untuk meneken kesepakatan dengan Liga Arab terkait pengiriman tim pengamat, mereka bisa langsung datang ke Kairo besok (kemarin, red),” ucap pejabat yang tidak mau disebutkan identitasnya tersebut usai pertemuan Liga Arab pada Sabtu lalu. Dalam pertemuan yang berakhir Sabtu malam waktu setempat, Sheikh Hamad juga mengaku sudah mengontak Damaskus. Dia juga menyampaikan undangan Liga Arab terhadap Syria untuk datang ke Kairo. “Sampai kini, kami masih menunggu jawaban mereka. Sebagai sesama negara Arab, kami khawatir krisis (Syria, red) ini akan terus berlanjut dan tak mampu kami kendalikan lagi,” katanya kemarin. Akhir bulan lalu, Menteri Luar Negeri Syria Walid Muallem mengaku tersinggung dengan rencana Liga Arab untuk mengirimkan tim pengamat ke negerinya. Menurut dia, kebijakan itu merupakan penghinaan atas kedaulatan Syria. “Mereka telah mengabaikan martabat Syria sebagai negara. Bahkan, mereka sama sekali tak mengoordinasikan rencana itu dengan kami,” ujarnya. (AP/AFP/CNN/hep/dwi)

Tags :
Kategori :

Terkait