Optimis Setahun Bisa Tiga Kali Panen

Sabtu 11-04-2015,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

BANGODUA– Dari luas tanam 240 ribu hektare, baru sekitar 20 persen areal sawah di wilayah Kabupaten Indramayu yang mampu melaksanakan panen padi tiga kali dalam setahun. Sedangkan 60 persennya hanya bisa panen padi maksimal dua kali. Sebab dari 60 persen itu atau yang merupakan sawah tadah hujan. Kondisi ini yang mendorong Bupati Indramayu, Hj Anna Sophanah untuk meningkatkan hasil produksi khususnya padi dengan menaikkan anggaran sebesar Rp66 milar pada APBD guna perbaikan infrastruktur pertanian. “Tahun ini anggarannya dinaikkan. Kita optimis dengan perbaikan infrastruktur pertanian, petani di Indramayu bisa panen tiga kali dalam setahun,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan, Ir Firman Muntako kepada Radar, Jumat (10/4). Dia menjelaskan, potensi pertanian khususnya padi di Bumi Wiralodra sangat besar. Pada musim panen raya rendeng tahun ini saja, hasil yang didapat oleh para petani cukup meningkat diatas rata-rata nasional yakni 8-9 ton Gabah Kering Panen (GKP). Seperti di wilayah Kecamatan Bangodua. Petani setempat mampu mendapatkan hasil panen mencapai 11 ton perhektar GKP. Di wilayah Kecamatan Losarang lebih tinggi lagi yakni mencapai 13,3 ton GKP. Jumlah itu naik sekitar 13,3 persen dari tahun sebelumnya dimusim yang sama yaitu sebanyak 11,6 ton perhektare. “Ini karena pola pikir petani yang semakin cerdas dalam menggunakan pupuk dan teknologi pertanian modern. Insya Allah, target surplus 1,7 juta ton gabah untuk Kabupaten Indramayu pada tahun 2015 ini dapat tercapai,” jelas Firman. Selain peningkatan infrastruktur, Pemerintah Kabupaten Indramayu juga melakukan terobosan lain untuk meningkatkan kesejahteraan para petani melalui program Kartu Tani. Melalui program Kartu Tani mereka dapat membeli pupuk sesuai dengan luas lahan yang dimiliki masing-masing petahi sekaligus guna menghindari penyalahgunaan pupuk. Dengan diluncurkannya kartu tani tersebut Pemkab Indramayu juga dapat mendata semua kelompok tani yang ada di daerahnya. Sehingga mekanisme penyusunan penggunaan pupuk dimulai dari Rencana Definitif Kelompok (RDK) sampai turun, itu dapat dijaga dan diberikan koridor. Sehingga hal tersebut mencegah permasalahan yang sering kali terjadi dimana sering kurangnya pupuk bagi petani. Bersamaan dengan Kartu Tani, Pemkab Indramayu juga sedang melakukan uji coba program asuransi pertanian kepada petani di Kecamatan Sliyeg dengan besaran premi yang terjangkau. Premi asuransi yang dikenakan sebesar Rp500 ribu per hektare. Dengan asuransi pertanian ini, mereka nantinya berhak mendapatkan klaim antara Rp3-4 juta perhektare. Klaim diberikan jika terjadi gagal panen yang disebabkan oleh bencana alam, serangan organisme pengganggu tumbuhan, wabah penyakit hewan menular, dampai perubahan iklim atau jenis risiko-risiko lain diatur dengan peraturan menteri. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait