Khawatir Bakal Ciptakan Pengangguran

Senin 20-04-2015,10:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

MALANG - Pelatih Arema Cronus Suharno mengaku prihatin dan menyesalkan aksi pembekuan PSSI oleh Menpora pada Sabtu (18/4) lalu. Pasalnya, jika sampai kompetisi seperti QNB League, Divisi Utama dan kompetisi lain terhenti maka bakal menjadi bencana bagi semua pihak. Semua elemen sepak bola, kata Suharno, terutama kalangan pelatih, pemain, bahkan klub dipastikan bakal mengalami kerugian karena tidak ada aktivitas sekaligus sumber ekonomi. Kendati dalam suratnya Menpora menyatakan kompetisi tetap berjalan, namun kekhawatiran tetap tak bisa dihindari. \"Pasti khawatir sekali. Nasib, kami semua kan dari rutinitas kompetisi. Bisa dibayangkan kalau misalnya sampai terhenti total,\" kata Suharno. Karena itu dirinya berharap kompetisi terus berjalan, terlepas situasi kurang bagus antara pemerintah dan PSSI. Sekarang saja mental pemain sudah rusak. \"Sudahlah masa mau diperparah lagi dengan menghentikan kompetisi,\" imbuhnya. Walau begitu, Suharno enggan bereaksi berlebihan dan pilih menunggu perkembangan situasi selanjutnya. \"Tentunya Menpora dan PSSI tak ingin situasi sepak bola terus memburuk. Kita tunggu saja perkembangannya, semoga menggembirakan,\" tandasnya. Dalam hal ini, pelatih tak memiliki pilihan lain kecuali tetap konsentrasi ke tim walau kondisinya kurang memadai. Persela Lamongan misalnya, tetap menjalani laga uji coba kontra PSS Sleman dan PSIM Yogyakarta, Minggu (19/4) dan Senin (20/4) di Yogyakarta. Sementara itu, Asisten Pelatih Persela Didik Ludiyanto menyampaikan harapannya agar kompetisi tak terpengaruh keputusan pembekuan PSSI. \"Sebenarnya ini bukan ranah kami sebagai pelatih, tapi semua pesepakbola memiliki harapan,\" tuturnya. Justru, pihaknya berharap semua masalah bisa terselesaikan, pelatih dan pemain serta pihak klub juga bisa terus menjalani rutinitas liga. \"Kami hanya bisa berharap dan berdoa, untuk proses menyelesaiannya ada yang menangani sendiri. Saya sebagai pelatih tetap fokus pada tim,\" tandasnya. Lebih lanjut, Didik juga meyakini ada tanda tanya sekaligus kekhawatiran yang dirasakan pemain terkait situasi sepak bola belakangan ini. \"Tugas kami adalah berupaya fokus dan mencoba tak berpikir macam-macam dulu. Semoga ada solusi terbaik nantinya,\" ujarnya. Dari Gresik, sang pemimpin klasemen sementara QNB League Persegres Gresik United memilih pasrah dan melihat perkembangan situasi. \"Semua ini kan di luar kuasa kami sebagai pelatih maupun pemain. Jadi ya sementara ditunggu saja kabar selanjutnya,\" cetus Liestiadi, Pelatih Persegres. Liestiadi menyatakan dirinya optimistis tidak akan terjadi \'bencana\' berupa penghentian liga. \"Saya tak mau berpikir negatif. Pastinya pihak-pihak yang paling berwenang terhadap masalah ini juga memikirkan nasib pemain dan berupaya terus menjalankan kompetisi,\" timpal dia. Pelatih asal Medan ini berharap Ketua Umum PSSI yang baru La Nyalla Mattalitti segera bertindak cepat mengurai persoalan dengan Menpora. Jika perseteruan sudah terurai, maka sudah tak ada lagi kekhawatiran terkait sepak bola di Indonesia. (dms)

Tags :
Kategori :

Terkait