Harkitnas, HMI Ajak Jokowi”Hijrah”

Kamis 21-05-2015,09:48 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KESAMBI- Sejumlah mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Cirebon berunjuk rasa menuntut kepemimpinan presiden Jokowi untuk ”hijrah” setelah 17 tahun reformasi. Aksi mahasiswa ini sebagai refleksi Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diperingati setiap 20 Mei. Koordinator aksi, Nunung Nurhasanah mengatakan, makna kebangkitan suatu negara tidak hanya dilihat dari segi tingginya ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi bangkitnya suatu negara dilihat dari berkembangnya peradaban umat manusia dalam suatu bangsa. “Maka bangsa Indonesia dapat dilihat seberapa beradabnya manusia yang ada. Adab ini bisa dilahirkan dari kesadaran mental masyarakat yang mampu membakar semangat demi membangkitkan bangsa ini dari tidur panjangnya dan mereformasi karakter manusia yang sedang asik bercanda dengan mimpi buruknya. Bangkitkan kembali roh jati diri bangsa,” ujar Nunung. Seperti diketahui, bangsa Indonesia telah menuliskan sejarahnya sendiri yang dimulai dengan kebangkitan proses pendidikan yang selalu diperingati dengan tanggal kelahiran bapak pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara dengan tujuan membentuk karakter manusia Indonesia. Kemudian pada 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diambil dari sejarah berdirinya organisasi Budi Oetomo. Dan masih di bulan yang sama, bangsa ini mencatat sejarah dengan terjadinya reformasi 98. “Di bulan Mei ini adalah bulan yang secara khusus memiliki makna hijrah (reformasi dan bangkit) menuju yang lebih baik lagi. Reformasi dan bangkit menuju sebuah dunia yang diisi oleh manusia-manusia beradab, yang bertanggungjawab terhadap masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT,” tegasnya. Dengan semangat bangkit dan reformasi ini, pihaknya berharap Jokowi selaku kepala negara beserta jajaran pemerintahannya melakukan hijrah. Dalam memahami arti hijrah yang sebenarnya ini dilihat berbagai aspek yakni stabilitas negara seperti rekonstruksi hukum nasional, stabilitas politik, stabilitas ekonomi, jalankan pemerintahan secara transparan, resuffle kabinet secepatnya dan melibatkan pemuda dalam setiap perjalanan pembangunan bangsa, memanfaatkan pemuda Indonesia sebagai bonus demografi agar peran pemuda dapat menguntungkan negara jangan sampai menjadi ancaman tersendiri bagi negara. “Pemerintah daerah pun jangan hanya menjadi penonton kebobrokan pemerintah pusat. Harus mampu mensinergikan diri dengan pemerintah pusat, dan jangan memperkeruh suasana, tak mampu mengamankannya, jangan membuat kebobrokan di tengah kebobrokan,” tuturnya. Dalam aksinya, mahasiswa memblokir jalur utama pantura hingga mengakibatkan kemacetan sepanjang di Jalan By Pass Terusan Pemuda Kota Cirebon. Sempat terjadi kericuhan juga saat kendaraan truk lewat, namun tetap dihalang-halangi para mahasiswa. Para mahasiswa tidak mengindahkan saat polisi meminta mereka untuk tidak menghalangi arus lalu lintas. Akibatnya saling dorong antar polisi dengan mahasiswa tak bisa dihindarkan. (mik)

Tags :
Kategori :

Terkait