Islah Golkar Berpotensi Batal

Sabtu 06-06-2015,09:40 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Kubu Agung Kecewa Ical Mainkan Opini Menang di PTUN JAKARTA- Kelanjutan islah atau kerja sama parsial Partai Golongan Karya (Golkar) ternyata masih mandek. Memasuki hari keenam pascaislah yang berlangsung 30 Mei lalu, belum sekali pun tim islah kedua kubu melakukan pertemuan perdana. Fakta itu disampaikan Yoris Raweyai, wakil ketua umum Partai Golkar hasil Munas Ancol, di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (5/6). Yoris mengatakan, tindak lanjut dari penandatanganan kerja sama sementara dua kubu Partai Golkar sampai saat ini belum menunjukkan perkembangan apa pun. “Belum pernah ada rapat. Siapa ini yang memfasilitasi?” kata Yoris usai rapat kerja DPP Partai Golkar munas Ancol. Menurut Yoris, kubu Aburizal terkesan melakukan konsolidasi sendiri tanpa melihat isi penandatanganan kerja sama. Dia mengingatkan bahwa pelaksanaan fungsi penjaringan dan persiapan pilkada dilakukan secara bersama di tingkat pusat dan dilaksanakan struktur Partai Golkar di tingkat I dan II. “Kantor Golkar itu di sini, bukan di (Hotel) Sultan atau di Bakrie Tower,” sindir Yoris. Yoris menilai, setelah tanda tangan kerja sama, kubu Ical -sapaan akrab Aburizal Bakrie- justru disibukkan euforia kemenangan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta Utara. Seakan-akan putusan PTUN adalah putusan akhir. Padahal, itu hanyalah provisi yang bersifat sementara. “(Putusan) itu proses awal, bukan final, bukan inkracht. Mereka hanya memainkan opini yang menyudutkan kami,” katanya. Yoris menyatakan, Golkar butuh sekali lagi keterlibatan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Sesuai kesepakatan, akan dibentuk tim sepuluh yang setiap kubu diwakili lima orang. Yoris berharap JK bisa segera mengundang dua kubu Golkar sekali lagi untuk memulai pembicaraan kerja sama. “Kami masih minta Pak JK sekali lagi, mengundang segera sepuluh orang ini. Biar bisa dipastikan agar segera start,” tuturnya. Zainudin Amali, sekretaris jenderal DPP Partai Golkar munas Ancol, menambahkan bahwa pihaknya telah menetapkan lima nama yang akan menjadi bagian dari tim sepuluh. Yoris ditunjuk sebagai ketua tim mewakili kubu Ancol. Lalu, ada empat anggota, yakni Ibnu Munzir, Gusti Iskandar, Laurence Siburian, dan Lamhot Sinaga. Kubu Ancol juga membentuk tim pengarah yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum Agung Laksono. “Ini bukti bahwa kami melaksanakan apa yang sudah disepakati dalam kerja sama,” kata Amali di tempat yang sama. Menurut Amali, ada opini yang berkembang bahwa kubunya tidak serius. Pembentukan tim lima dari pihaknya menjadi bukti keseriusan itu. Selanjutnya, pihaknya menunggu niat baik dari kubu munas Bali untuk melakukan hal yang sama, demi terealisasinya kerja sama. “Kami ingin Partai Golkar bisa ikut pilkada,” tandasnya. Sebelumnya kubu munas Bali yang dipimpin Aburizal Bakrie pada Selasa (2/6) menetapkan lima nama tim kerja sama dengan kubu Ancol. Tim itu dipimpin Ketua Harian Partai Golkar MS Hidayat dengan empat anggota, yakni Theo Sambuaga, Sharif Tjitjip Soetardjo, Aziz Syamsuddin dan Nurdin Halid. (bay/c10/fat)

Tags :
Kategori :

Terkait