Besok Penyiram Kopi Panas Diperiksa

Rabu 17-06-2015,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

KUNINGAN – Sebagai wujud kepedulian Bupati Hj Utje Ch Suganda MAP terhadap peerlindungan perempuan dan anak, dia menugaskan anak buahnya untuk menengok korban siram kopi di Desa Kertawangunan Kecamatan Sindangagung. Di rumah korban yang sederhana dan berlantai masih plester itu, utusan orang nomor satu di Kota Kuda tersebut memberikan bantuan untuk transportasi dan pengobatan. “Ini sebagai bentuk kepedulian beliau (bupati, red) melalui ibu Poppy N Puspitasari (kepala BKBPP), kami memberikan bantuan stimulan untuk kebutuhan transportasi dan pengobatan ZR (8), yang diserahkan oleh saya, yang ditugaskan,” kata Kabid Pemberdayaan Perempuan BKBPP, Hj Iin Hartini SSos MSi saat menjenguk korban, Selasa (16/6). Didampingi unsur anggota P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak), Ropandi SE dan Dwika Banon SPd, Iin bersimpati atas apa yang dialami ZR. Dia juga berempati tatkala melihat luka ZR akibat disiram air kopi panas beserta gelasnya. Kendati bekas luka sudah hilang, namun ZR merasakan sakit tatkala pelipis mata dan pipi kirinya dipegang. “Sabar ya Nak. Bu Cicih juga jangan terlalu banyak pikiran. Yang terpenting jaga kesehatan. Ini hanya sekadar bantuan alakadarnya, barangkali Bu Cicih harus bolak-balik kesana kemari, dan juga untuk pengobatan ZR,” pesan Iin dalam upaya melegakan hati keluarga korban. Lantaran perbuatan penyiraman air kopi tersebut sudah dilaporkan ke polisi, Iin menyerahkan perkara tersebut untuk ditindaklanjuti pihak kepolisian. Dia mendapatkan informasi, Kamis (18/6) akan dilakukan permintaan keterangan dari terlapor. “Sedangkan untuk visum sudah dilaksanakan. Pihak kepolisian saat ini sedang menunggu hasilnya,” ujar Iin. Sebagai pejabat yang bertupoksi perlindungan perempuan dan anak, pihaknya merasa prihatin atas musibah yang menimpa keluarga Cicih. Rata-rata, korban dari kasus seperti itu dialami oleh masyarakat kurang mampu dan awam. Namun dia menyayangkan, laporan kejadian tidak datang dari satgas kecamatan. Selain pejabat BKBPP, tampak hadir pula beberapa pengurus GOW (Gabungan Organisasi Wanita), Ny Joko dan Hj Iin Enay. Sejak awal, organisasi ini terus melakukan pendampingan terhadap korban, bersama Titin Suhartini SPd yang juga pengurus GOW. “Kita lakukan pendampingan saja. Seperti dulu, kakak ZR yang diduga korban pelecehan seksual, kami coba bimbing agar kepercayaan dirinya kembali pulih. Akhirnya dia bisa ikut membantu ibunya menitipkan cireng di warung-warung. Ketua GOW, ibu Rini pun memberi bantuan sepeda pada hari ibu agar semangat antarkan cireng,” tutur Hj Iin Enay. Sama halnya dengan ZR, bocah kelas 2 SD ini tengah diberikan nasihat agar psikologinya tak terganggu. Sebab, sejak kejadian penyiraman air kopi, ZR sudah tidak mau sekolah lagi. Pada saat ujian pun, ibunya terpaksa harus mengantar ke sekolah. “Sebelum masuk libur, ZR merasa takut ke sekolah. Waktu ulangan terakhir juga sampai saya antar,” ujar ibu ZR, Cicih. (ded)    

Tags :
Kategori :

Terkait