Gagal di SEA Games, Menpora Siap Tanggung Jawab

Kamis 18-06-2015,10:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

JAKARTA - Kegagalan kontingen Indonesia di SEA Games XXVIII/2015 Singapura menjadi tanggung jawab banyak pihak. Namun sebagai orang nomor satu di bidang olahraga Republik Indonesia, Menpora Imam Nahrawi akan menjawab tudingan miring soal tak becus mengurus olahraga tanah air. Kemarin (17/6) di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Imam ikut menjemput langsung kedatangan rombongan para atlet dari Negeri Singa. Cabang olahraga seperti bulu tangkis, polo air, dan bola voli tiba sekitar pukul 14.00 WIB. \"Secara terbuka saya akan bertanggung jawab. Kita akan evaluasi semuanya hasil di Singapura ini. Bagaimana model rekrutmen, penjengjangan, model promosi degradasi dan semua yang terkait,\" beber Imam. Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut menjelaskan besok (19/6) akan memanggil instansi terkait untuk membicarakan terpuruknya Indonesia di multieven dua tahunan se-Asia Tenggara itu. Mulai KOI, KONI Pusat, dan Satlak Prima. Imam pun menuturkan tak ada sinkronisasi soal target. Imam secara muluk menyatakan capaian medali Indonesia bisa di angka 72 emas dan finis di posisi runner up. Padahal dari Satlak Prima, yang bernaung di bawah Kemenpora menyatakan prediksi kisaran medali yang didapat Indonesia antara 45-50 medali emas serta finis posisi empat. \"Darimana 72 emas? Itu murni keinginan PB atau PP saat bicara dengan saya. Kalau Satlak Prima ada angka lain pasti punya ukuran sendiri. Ke depan, mulai Olimpiade 2016, SEA Games 2017, dan Asian Games 2018, harus ada kesepakatan berapa realistisnya,\" tutur Imam. Disinggung apakah dengan kegagalan ini wacana restrukturisasi dan reorganisasi Satlak Prima akan dilanjutkan pasca SEA Games, Imam menunggu evaluasi Dewan Satlak Prima. Namun langkah menuju perampingan dan pengefektifan Satlak Prima sudah disusun. Di sisi lain, Chef de Mission (CDM) SEA Games 2015 Taufik Hidayat belum akan bicara evaluasi. Setidaknya dalam sepekan ke depan, peraih medali emas tunggal putra Olimpiade 2004 Athena itu akan menyusun laporan. Taufik sendiri merasa pengalaman sebagai CDM kali ini luar biasa. Sebagai mantan atlet yang tahu kondisi di arena pertandingan yang sesungguhnya, Taufik tahu benar perjuangan atlet-atlet di gelanggang olahraga. Sementara itu, wakil ketua umum KONI Pusat K Inugroho mengatakan target muluk Menpora Imam Nahrawi adalah satu hal yang obsesif. Sayangnya niat prestasi apik itu tak disertai kordinasi dengan berbagai pihak. (dra/nap)

Tags :
Kategori :

Terkait