Warga Mengungsi, Gatal-gatal Menyerang
CIREBON – Sejumlah desa di wilayah Kabupaten Cirebon terendam banjir, kemarin (25/12). Di Kecamatan Gunungjati, sedikitnya 5 desa terendam banjir akibat luapan Sungai Condong. Kelima desa tersebut adalah Desa Condong, Kalisapu, Wanakaya, Astana dan Grogol.
Sementara di wilayah barat Cirebon, banjir juga melanda di sejumlah desa. Informasi Radar menyebutkan, banjir terjadi di Desa Sidapurna, Kecamatan Jamblang, Desa Kalianyar Kecamatan Panguragan dan Desa Bayalangu Kecamatan Gegesik.
Meluapnya Sungai Condong itu akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Cirebon pada Sabtu sore hingga malam hari (24/12). Hujan yang terus turun menyebabkan tanggul Sungai Condong di Desa Kalisapu jebol, kemudian air sungai pun meluap dan merendam rumah warga yang berada di tanggul sungai tersebut.
“Hujan deras semalaman (Sabtu malam, red) ini awalnya air hanya semata kaki, tapi setelah subuh pukul lima-an, air sudah semakin meninggi saja hingga 1 meter lebih. Rumah-rumah yang disamping jembatan Bondet airnya sampai 1 meter lebih, namun rumah-rumah yang agak masuk ke dalam lebih parah, ketinggian air sampai ada 1,5 meter,” ujar Mahmudah warga Desa Grogol.
Ia menambahkan, banjir di tiga desa tersebut merupakan yang kedua kalinya. Sebelumnya banjir terjadi pada tahun 2009. “Ini sudah kedua kalinya dan yang lebih parah tahun ini. Karena ketinggian airnya hingga mencapai 1 meter lebih, dan lagi-lagi ini akibat dari kali (sungai, red) Condong karena gak muat jadi airnya luber (meluap, red) ke dataran yang lebih rendah,” imbuhnya.
Diman, warga Desa Wanakaya mengaku rumahnya terendam air akibat banjir yang terjadi sekitar pukul 01.00 WIB minggu dini hari. Bapak satu anak ini pun serentak meninggalkan rumahnya untuk menyelamatkan diri serta membawa istri dan ibunya ke jalan. Murti warga Desa Wanakaya juga menyatakan, banjir mengakibatkan rumah warga Wanakaya dan Kalisapu sebagian terendam air. Selain itu warga mengalami gatal-gatal, diare, pusing dan maag.
Pantauan Radar, akibat banjir tersebut jalur lalu lintas di jalan Sunan Gunungjati dijadikan satu jalur, yakni jalur di jalan Indramayu ke Cirebon. Sementara jalan ke Cirebon-Indramayu ditutup. Penutupan jalan tersebut yakni dari Desa Wanakaya hingga jembatan Bondet Desa Grogol.
Penutupan jalan dilakukan karena warga korban banjir langsung membuat tenda pengungsian di jalan raya Jembatan Bondet-Gunungjati. Di sana warga nampak disibukan dengan pembangunan tenda-tenda darurat. Sebagian warga juga meminta sumbangan ke jalan raya tersebut.
Heri Supriyadi selaku Kaur Pemerintahan Desa Grogol menyebutkan air yang masuk ke rumah warga berasal dari luapan sungai Condong. “Iya ini akibat dari aliran air sungai Condong, karena tidak muat, jadi airnya masuk ke dataran yang lebih rendah. Kami selaku perangkat desa sudah mengimbau kepada warga untuk mengamankan harta benda, dan untuk anak-anak dan orang jompo pun langsung kami evakuasi. Untuk bantuannya sendiri sementara dari Desa Grogol sendiri sudah menyediakan tenda darurat dan pos dapur umum,” paparnya.
Pos-pos kesehatan, bantuan dan dapur umum pun mulai berdatangan. Salah satunya ketua dari MRI (Masyarakat Relawan Indonesia) cabang Cirebon Nur Fazar Nasrullah. Ia mengatakan saat ini MRI sudah menyiapkan bantuan berupa minuman dan makanan. “Alhamdulillah saat ini kami sudah bisa menyalurkan bantuan berupa minuman dan mi instan, semoga apa yang kami bantu bisa meringankan beban para korban ini. Dan saya harap mereka cepat pulih kembali” ujarnya.
Atono SKep selaku petugas Pos Kesehatan dari Puskesmas Suranenggala-Gunungjati mengaku, akibat banjir banyak warga mengeluhkan gatal-gatal, pusing dan perut kembung. “Saat ini, baru warga yang mengeluhkan penyakit gatal-gatal, pusing, dan perut kembung saja. Selebihnya sih insya Allah tidak ada,” ujarnya.
Dampak dari banjir tersebut aktivitas warga menjadi terganggu. Sukarwi RT 07 RW 44 blok Pekulen Desa Grogol mengatakan aktivitas warga terkendala. “Karena di sini mayoritas nelayan, jadi para nelayan pun semuanya tidak berangkat kerja. Ibu-ibu buruh rajungan dan ikan pun tidak bekerja. Pokoknya semuanya tidak ada yang bekerja. Mereka semua saat ini sedang memikirkan keadaan rumahnya masing-masing,” jelasnya.
Sementara itu, Kabag Kesra H Deni Agustin mengungkapkan sudah melakukan upaya bantuan berupa air bersih sebanyak 3 tangki. “Kami juga akan terus membantu dan memantu musibah ini,” tuturnya.
BANTUAN PEMKAB CIREBON
Guna meringankan penderitaan kepada korban banjir, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon mengirimkan bantuan sembako berupa beras sebanyak 6 ton, 182 mi instant dan serta uang tunai sebesar Rp15 juta. Pemberian bantuan sembako tersebut diserahkan langsung oleh Bupati Cirebon, Drs H Dedi Supardi MM kepada para camat yang lokasinya terkena musibah banjir disaksikan muspida dan pejabat Kabupaten Cirebon, Minggu (25/12) di Posko Satkorlak saat meninjau lokasi banjir di Desa Wanakaya, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.
Bupati Cirebon, Drs H Dedi Supardi MM menegaskan agar seluruh pejabat Kabupaten Cirebon untuk tanggap darurat terhadap bencana banjir. “Saya instruksikan kepada semua pejabat atau kepala dinas di Pemkab Cirebon yang terkait untuk tidak tidur harus melek di posko Satkorlak. Selama 24 jam, akan saya pantau apakah pejabat itu benar-benar berada di posko atau tidak. Karena ini musibah, masa warganya terkena musibah tapi pejabatnya tidur di rumah,” tegasnya.
Masih menurut bupati, pihaknya juga meminta tidak mau ada masyarakat korban banjir tidak mendapatkan pelayanan kesehatan. “Saya berterima kasih kepada Basarnas Pusat, Lanal Cirebon, Dandim Sumber, Kapolres Cirebon, Dit Pol Air dan Brimob Polda Jabar yang tanggap dengan memberikan bantuan kemanusiaan terhadap bencana banjir di Kabupaten Cirebon. Kepada Satkorlak Kabupaten Cirebon harus tetap tanggap dan memberikan pertolongan kepada masyarakat korban banjir, jadi saya tidak ingin ada masyarakat yang tidak terlayani bantuan kesehatan,” ujarnya.
Dijelaskan Bupati, banjir tersebut akibat hujan deras di daerah hulu sejak Sabtu (24/12) sore hingga Minggu dini hari (25/12), sembilan kecamatan yang terletak di wilayah utara Kabupaten Cirebon terendam banjir hingga ketinggian hampir dua meter. Belum ada laporan korban jiwa, namun ribuan rumah, ribuan hektare lahan sawah, dan sejumlah jalan tergenang air bah.
“Banjir tahun ini adalah yang terbesar disebabkan volume turunnya hujan cukup deras sejak hari Sabtu (24/12) sehingga menyebabkan banjir, selain itu kebetulan laut juga sedang pasang. Kecamatan yang paling parah terendam banjir adalah Kecamatan Gunungjati. Sekitar 6000 KK (kepala keluarga, red) terkena dampak banjir tahunan ini,” jelas Dedi.
Usai memberikan bantuan, Bupati Cirebon, H Dedi Supardi disertai istrinya, Hj Sri Heviyana Supardi dan putrinya Dhea Angkasa Putri Supardi didampingi Kapolres Cirebon AKBP Hero Henrianto Bachtiar, Dan Lanal Cirebon Letkol Laut (P) M Hamzah Soerjo Widodo dan Dan Dim 0620 Letkol ARH Jamaah dengan menggunakan perahu karet milik TNI AL meninjau ke sejumlah titik banjir, salah satunya di Desa Wanakaya, Kecamatan Gunungjati, Minggu (25/12) sore.
Sementara itu, pantauan Radar di lokasi kejadian, sejumlah warga masih ada yang tetap bertahan di rumahnya meski tergenang banjir. Namun, ada pula warga yang terpaksa mengungsi ke tempat lainnya seperti di rumah kerabatnya. Petugas tim evkauasi gabungan terus menyusuri lokasi banjir dengan menggunakan perahu karet untuk mengevakuasi para manula, anak-anak dan ibu hamil. Adapun delapan kecamatan yang tergenang banjir tersebut masing-masing Kecamatan Kapetakan, Suranenggala, Panguragan, Jamblang, Plered, Klangenan, Arjawinangun Gegesik dan Gunung Jati. Paling parah terjadi di Kecamatan Gunungjati, lima desa yakni Desa Astana, Wanakaya, Grogol, Kalisapu dan Babadan terendam banjir hingga ketinggian hampir dua meter.
Di Desa Wanakaya, terdapat sebuah rumah rusak dan satu lagi bagian dapurnya ambruk. Air bah di desa tersebut sempat menggenangi jalan pantura Cirebon-Indramayu hingga hanya digunakan satu jalur. Selain di Kecamatan Gunung Jati, banjir melanda delapan Kecamatan lainnya. Sedangkan di Kecamatan Panguragan sampai saat ini yang terendam banjir yakni di Desa Kalianyar, Desa Gujeg dan Desa Panguragan Kulon. Tidak hanya itu, jalan Panguragan menuju Arjawinangun pun belum bisa dilalui kendaraan karena terendam air.Data terakhir yang dihimpun Radar Cirebon dari Satkorlak Kabupaten Cirebon menyebutkan, akibat bencana banjir di Desa Panguragan Kulon, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon jumlah warga yang mengungsi di kantor Desa Panguragan mencapai sekitar 300 orang pengungsi. Sedangkan jumlah rumah warga yang rubuh tercatat sebanyak 7 rumah yaitu rumah milik Radi (57), Ny Ranti(57), Saroni (50), Royal (61), Jahri (48), Hermanto (40) dan Torino (55).
Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Alam (Satkorlak PBA) Kabupaten Cirebon langsung membangun posko atas jembatan Bondet dalam upaya evakuasi serta memberikan bantuan logistic kepada korban banjir. Kepala Satkorlak Kabupaten Cirebon yang juga Sekda Pemkab Cirebon, H. Zaenal Abidin Rusamsi menyatakan saat ini ada sekitar 6000 lebih rumah dan bangunan lainnya, beberapa ruas jalan dan hektaran lahan sawah yang terendam banjir. (via/dwi/rdh)