Water Canon Dipakai Nyiram Sawah

Sabtu 04-07-2015,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Selamatkan Tanaman Padi Siap Panen dari Ancaman Puso TERISI– Pemerintah Kabupaten Indramayu tidak main-main dalam upaya mengantisipasi gagal panen akibat bencana kekeringan. Berbagai upaya dikerahkan, termasuk meminta bantuan Polres Indramayu mengerahkan mobil yang dilengkapi water cannon guna menyelamatkan ratusan hektare tanaman padi siap panen di Kecamatan Terisi dan Gabus Wetan, Jumat (3/7). Pantauan Radar, dengan jangkauan semprotan air yang cukup jauh, kendaraan berat yang biasa dipakai polisi untuk menanggulangi aksi demo ini melepaskan air ke arah areal sawah yang tanaman padinya sudah terlihat berisi bulir-bulir padi. Aksi serupa juga dilakukan oleh dua unit mobil pemadam kebakaran (damkar), satu unit mobil tanki air milik PDAM Tirta Darma Ayu, Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu. “Semuanya ada tujuh unit mobil yang dikerahkan untuk menyemprotkan air ke tanaman padi yang kalau tidak segera diselamatkan seminggu lagi bisa mati,” kata Dandim 0616/Indramayu, Letkol Arh Zaenudin SH MHum disela memimpin aksi penyemprotan. Ditegaskan Dandim, upaya penyemprotan ini dilakukan lantaran kondisi tanaman padi di dua wilayah kecamatan bertetangga ini sebentar lagi panen. Sayangnya, ketersediaan air sudah tidak mencukupi lagi hingga panen. Kawasan ini mendapat prioritas penyemprotan air karena lokasinya di ujung jangkauan Bendungan Rentang maupun PJT Jatiluhur. “Petani setempat sudah pasrah, tapi kami coba membantu. Mudah-mudahan upaya ini bisa menyelematkan padi yang siap dipanen,” tuturnya. Berdasarkan laporan dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu wilayah pertanian di Kecamatan Terisi dan Gabus Wetan memang merupakan daerah yang tiap tahunnya rawan kekeringan. “Jika tidak segera tidak diselematkan, maka dampaknya sangat berpengaruh bagi ketahanan pangan. Sebab areal sawah yang terancam kekeringan cukup luas. Sementara wilayah ini tidak bisa terjangkau oleh aliran air dari Bendungan Rentang maupun Jatiluhur,” terang dia. Camat Terisi, Drs H Achmad Mansyur MSi menambahkan, di Desa Manggungan terdapat sedikitnya 200 hektare tanaman padi yang siap panen namun terancam puso. Lokasinya berada di Blok Pandawa, Sukawera, Langgen dan Blok Komisan. “Di empat blok itu yang disemprot. Kalau tidak diselamatkan, kasihan petani,” katanya. Sebelumnya, saat kunjungan kerja di Kabupaten Indramayu, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaeman menginstruksikan pendistribusian air harus difokuskan pada daerah yang berpotensi terjadi gagal panen. Seperti lahan pertanian di wilayah Kecamatan Terisi, Gabus Wetan dan wilayah kecamatan lainnya yang tidak memiliki saluran irigasi. “Dari pengamatan yang saya lihat sepanjang jalan yang dilalui wilayah kekeringan dibeberapa lokasi masih dapat diantisipasi dengan mengoptimalkan Saluran Sekunder Kandanghaur,” kata Andi. Dia menegaskan, per­masalahan kekurangan air merupakan hal serius yang dihadapi petani di musim kemarau. Akan tetapi, sepanjang masih bisa diupayakan masalah kekeringan dan gagal panen pasti dapat tertanggulangi. “Saya minta kepada Dinas Pertanian dan PU agar mempercepat normalisasi SS Kandanghaur sampai ke titik rawan air dengan menambahkan tiga unit eskavator yang bekerja selama 21 jam per unitnya,” pinta dia. Sementara itu, Wakil Bupati Indramayu, Drs H Supendi mengatakan, pemkab mendukung sepenuhnya kebijakan mentan guna mengoptimalisasi pendistribusian air untuk Kecamatan Kandanghaur, Gabus Wetan, Bongas dan kecamatan lainnya. Pemkab Indramayu  juga telah menyiapkan alat berat agar pengerjaan normalisasi bisa cepat selesai dan air bisa mencapai ke wilayah Kandanghaur. Pemkab Indramayu mem­berikan apresiasi kepada Kementerian Pertanian RI yang memperioritaskan pertanian di Kabupaten Indramayu agar bisa terselamatkan dari kekeringan. Dibutuhkan upaya kerja keras dari berbagai pihak yang tersinergi agar petani bisa menyelamatkan lahan padinya. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait