Sembilan Kiai Doa di Lokasi, Jangan Ada Korban Lagi

Rabu 08-07-2015,11:56 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

INSIDEN maut yang menewaskan 7 penumpang mobil Gran Max di KM 178 Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, tidak terlepas dari hal-hal mistis di tempat kejadian perkara (TKP). Selasa tadi malam (7/7), 9 kiai yang dipimpin Kiai Ahmad Sirojudin bersama anggota DPR RI Kiai Maman Imanulhaq Faqieh mengadakan tahlil dan doa bersama sebagai bentuk keprihatinan terkait kecelakaan itu. Dengan doa bersama tersebut, para kiai berharap agar masyarakat pengguna Tol Cipali diberikan keselamatan sehingga tidak ada lagi korban jiwa. \"Kami berduka cita kepada para korban. Mudah-mudahan dengan doa ini Allah menyelamatkan siapapun yang melewati Tol Cipali. Kegiatan ini kami lakukan akibat adanya tujuh korban yang tiga di antaranya hangus terbakar di Majalengka. Serta beberapa korban yang meninggal hampir mencapai 30 orang lebih,\" kata Maman. Pengasuh Ponpes Al-Mizan Desa Ciborelang Kecamatan Jatiwangi Ini menambahkan, peristiwa maut di KM 178 membuat pihaknya prihatin dan bersedih. Tol Cipali ini bagaikan jalur tengkorak yang menakutkan bagi pengguna jalan dan menjadi tempat kematian yang sangat tragis. Dikatakan, kegiatan doa ini sebagai salah satu introspeksi bagi pengelola tol, dan juga pemerintah. Mereka mendesak agar secepatnya pengelola menyelesaikan marka jalan serta sejumlah fasilitas penerangan jalan lainnya. \"Kalau bisa membuat kejutan supaya ada imbauan kepada pengguna jalan. Pemerintah dan pengelola tol diingatkan bahwa ada hak dan pekerja yang belum dibayar. Pengelola tol agar cepat menyelesaikan tuntutan itu,” pesannya. Pihaknya berharap kecelakaan yang menewaskan tujuh orang penumpang Gran Max merupakan korban terakhir. Masyarakat diimbau berhati-hati. \"Ini jadi perhatian buat semua pihak bahwa sesuatu yang belum siap jangan dipaksakan. Akhirnya korban berjatuhan. Sembilan orang kiai ini karena kami melihat angka yang paling tinggi, berharap tabaruk dengan sembilan kiai ini punya jamaah besar. Apalagi kejadian maut itu terjadi tepat di bawah fly over. Ini juga sebagai bentuk tolak bala sehingga tidak ada lagi korban yang menderita sampai meninggal dunia,\" imbuhnya. Di bagian lain, Ustad Ujang Busthomi melakukan ritual di Bukit Salam tepatnya di Desa Walahar, Blok Kalimati, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon. Dalam ritual itu Ujang Busthomi sempat melakukan mediasi dengan makhluk gaib yang disebut-sebut berada di batu besar tersebut. Ustad Ujang terlihat dengan tenang berdoa di samping batu hitam besar yang dipercaya oleh masyarakat terdapat penunggunnya. Setelah melakukan doa dan bermediasi di batu besar tersebut Ustad Ujang mencari tahu kebenaran batu ini. Salah satu mediator mengaku sebagai penghuni batu. Dia mengaku murka karena saat pekerjaan proyek Tol Cipali, sebanyak 100 jin meninggal karena tergerus proyek tersebut. Akibatnya, ia menginginkan tumbal sebanyak 100 orang. “Jin penghuni jalan tol ini terlihat murka terhadap perbuatan manusia yang mengusik aktivitasnya. Sehingga jin yang menunggu batu besar ini menginginkan tumbal 100 nyawa manusia. Namun saya akan mengakhirinya dengan melakukan mediasi dengan penunggu batu besar tersebut,” ujar Ustad Ujang. (ono/bae/arn)

Tags :
Kategori :

Terkait