JAKARTA - PSSI terus melakukan pembersihan kepada siapa saja yang tidak sepaham dengan mereka. Ya, mereka yang mengambil jalan lain dan kritis, harus siap-siap untuk dihukum. Terbaru, Djohar Arifin Husin yang harus menjadi korban \"ringan tangan\" otoritas tertinggi sepak bola nasional itu. Memang, mantan Ketua Umum PSSI itu harus mendapat hukuman bertubi-tubi dari PSSI lantaran hadir memenuhi undangan Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada 23 Juni lalu. Komite Etik PSSI menganggap Djohar telah melanggar kode etik organisasi dan harus dihukum. Benar adanya, kemarin (8/7) lewat sidang Komite Etik PSSI, Djohar dijatuhi dua hukuman sekaligus, yaitu diberhentikan secara tidak hormat dari Anggota Dewan Kehormatan PSSI, serta dilarang melakukan aktivitas sepak bola dilingkup PSSI, AFC bahkan FIFA sepanjang hidupnya. “Hukuman itu adalah akumulasi dari semua pelanggaran etik yang pernah dilakukan oleh Pak Djohar selama ini,\" kata Teuku Muhammad Nurlif Ketua Komite Etik PSSI. Menurut Nurlif, sebelumnya pada 8 Mei lalu, Djohar juga terbukti mengirim surat ke FIFA dan menyatakan kalau PSSI pimpinan La Nyalla Mattalitti tidak sah karena tidak diakui pemerintah. Sanksi berat tersebut tertuang dalam surat keputusan Komite Etika PSSI bernomor 001/KEP/KE/PSSI/VII-15 tentang hukuman kepada Djohar. Surat tersebut sudah ditembuskan ke Dewan Kehormatan PSSI, Komite Eksekutif PSSI, Djohar Arifin Husin sebagai pihak yang terhukum. Meski begitu, sebelum sanksi itu benar-benar berlaku, Djohar masih diberikan kesempatan selama 14 hari untuk mengajukan banding. \"Kalau upaya hukum itu tidak dilakukan, maka secara efektif sanksi yang dijatuhkan ke Pak Djohar berlaku,\" ucap Nurlif, pria yang berasal dari Aceh itu. Sementara itu, Djohar menganggap bahwa sanksi yang diberikan kepadanya tersebut tidak lebih dari sebuah lelucon. Dengan alasan, dia sudah lebih dulu mengundurkan diri dari Anggota Kehormatan PSSI. \"Lelucon apalagi ini, sudah diduga semuanya hanya untuk memuaskan dendam dan Asal Bapak Senang,\" ujar Djohar lewat pesan singkatnya. Guru besar asal Medan, Sumatera Utara itu lantas menganalogikan sanksi Etik tersebut laiknya Kepala Sekolah yang menghukum bukan muridnya. Karena dia telah menyatakan mundur dari Anggota Dewan PSSI sejak 24 Juni lalu. \"Saya bukan pengurus PSSI lagi di kepengurusan sekarang. Dan saya diundang Kemenpora sebagai Ketum PSSI 2011-2015,\" timpalnya. Djohar pun menegaskan bahwa dia tidak akan mengajukan banding atas sanksi yang dijatuhkan kepadanya tersebut. “Karena kepengurusan ini tidak sah dinegeri ini karena tidak diakui pemerintah. Dan, saya melihat putusan ini hanya untuk memenuhi syahwat dendam kepada saya,\" tegasnya. (dik)
PSSI Berhentikan Djohar
Kamis 09-07-2015,09:00 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :