Dorong Semua Pihak Lawan Match Fixing

Kamis 23-07-2015,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

JAKARTA - Persoalan kasus match fixing atau pengaturan skor menjadi penyakit kronis dalam sepak bola Indonesia. Hukuman 30 bulan kurungan kepada Nasirudin, mantan wasit sepak bola nasional yang terbukti melakukan suap dalam SEA Games 2015 lalu harus menjadi cambuk. Untuk itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi menganggap situasi ini sebagai momentum perbaikan tata kelola sepak Indonesia. \"Saya sangat apresiasi kepada aparat penagak hukum Singapura,\" terang Imam di kantor Kemenpora, Jakarta kemarin (22/7). Menurutnya, pengalaman kasus di Singapura tersebut harus dijadikan acuan buat penegak hukum dan federasi terkait di Indonesia. Apalagi, sejumlah pihak juga sudah menyuarakan memang sudah ada yang tidak benar dalam tata kelola sepak bola Indonesia. Dalam hal ini adalah persoalan pengaturan skor dalam kompetisi yang ada di Indonesia. \"Ini harus menjadi motivasi buat kami, karena kalau bicara indikasi dan fakta sesungguhnya sudah ada. Tinggal bagaimana kesanggupan, kemauan dan keseriusan kita dalam mendalami itu semua,\" sebut pria asal Bangkalan itu. Namun, Imam menegaskan bahwa Kemenpora tidak punya kewenangan dalam mengusut masalah match fixing yang sudah terjadi di Indonesia. Hanya saja, melalui Tim Transisi, Menpora sudah memberikan fasilitas buat masyarakat untuk berperan serta dalam melaporkan setiap indikasi itu. Yakni melalui portal laporsepakbola.com. \"Itu memang kami harapkan supaya masyarakat lebih aktif lagi merespon masalah-masalah yang bisa menghambat kemajuan sepak bola Indonesia,\" urainya. Sementara itu, pihak Djamal Aziz, Komite Eksekutif PSSI bidang Wasit, Hukum, dan Media menjelaskan bahwa kasus yang terjadi di Singapura seharusnya contoh buat pemerintah. \"Jadi di Singapura sudah jelas, ada kasus langsung diusut dan diselesaikan,\" terangnya saat dikonfirmasi Jawa Pos kemarin. Mantan anggota DPR RI itu berharap kepada pemerintah dan penegak hukum di Indonesia untuk aktif dalam mendukung upaya melawan pengaturan skor di Indonesia. Lantas apa yang dilakukan PSSI\" Djamal mengklaim bahwa pihaknya sudah melakukan segala upaya untuk mencoba melawan masalah match fixing. Whitsleblower yang hari-hari ini bermunculan dianggap Djamal sebagai pihak yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. \"Kalau sudah punya bukti ya silahkan disampaikan, biar segera diselesaikan pihak yang berwenang,\" tegasnya. Bahkan, Djamal menantang Kemenpora supaya mencabut SK pembekuan terhadap aktivitas PSSI. Menurutnya, jika kompetisi bergulir pembuktian akan adanya pengaturan skor juga akan semakin cepat. Sebelumnya, PSSI sudah bekerja sama dengan Sport Radar yang bertugas mengawasi setiap pertandingan di musim 2014. \"Kerja sama kami sudah berakhir dengan Sport Radar. Dan pada akhirnya tidak terbukti adanya match fixing disitu,\" kilahnya. (nap)

Tags :
Kategori :

Terkait