Grebeg Syawal di Kompleks Makam Sunan Gunung Jati Kesultanan Cirebon memiliki tradisi Grebeg Syawal di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati. Tradisi nyekar kerabat kesultanan ke kompleks makam Syekh Syarif Hidayatullah ini berlangsung setiap tahun. Pelaksanaannya taanggal 8 Syawal, setelah enam hari puasa yang berlangsung 2-7 Syawal. Saat Grebeg Syawal berlangsung, tidak sedikit masyarakat memanfaatkan kesempatan untuk bersalaman dengan sang sultan. Andi Wiguna, Astana Gunung Jati GREBEG Syawal tahun ini berlangsung bertepatan dengan hari Jumat (24/7). Tradisi ziarah keluarga keraton ke kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati dipadati ribuan warga. Bahkan banyak warga yang sudah menunggu dari malam hari sebelumnya. Acara berlangsung mulai sekitar pukul 07.00 WIB bersamaan dengan kedatangan Sultan Kanoman, Mohammad Emirudin beserta keluarga besarnya. Kedatangan rombongan langsung diserbu peziarah. Banyak yang berdesak-desakan hanya untuk sekadar mencium tangan keturunan Sunan Gunung Jati tersebut. Bahkan harus mendapat pengawalan ketat sejumlah abdi dalam keraton, karena saking banyaknya warga yang menyerbu sultan. Menurut abdi dalem Keraton Kanoman, Hasan, acara Grebeg Syawal sendiri merupakan tradisi yang sudah berlangsung turun temurun lebih dari 500 tahun. Pelaksanaannya selalu tepat seminggu setelah Idul Fitri, atau tanggal 8 Syawal. Banyaknya pengunjung yang datang saat Grebeg Syawal, karena turut pula dibuka “Lawang Gede” yang menjadi pintu utama ke kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati. “Sudah pasti ribuan yang datang, hari ini keluarga keraton ziarah ke makam leluhur, sowan anak kepada orang tua,” ujarnya. Dalam Grebeg Syawal, digelar acara tahlil persis di depan pintu utama kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati. Usai tahlil, rombongan sultan pun kemudian meninggalkan tempat dengan pengawalan ketat para abdi dalem. Karena momen ini dijadikan sejumlah peziarah berebut untuk mencium tangan sang sultan. Usai sultan pulang, peziarah kemudian saling berebut melempar kembang dan uang receh ke arah “Lawang Pasujudan”, sebagian lagi sambil meninggalkan area makam. Kemudian ada sebagian yang berebut memegang “Lawang Pasujudan” sambil memungut kembang-kembang yang dilemparkan para peziarah. (*)
Warga Padati Astana, Ciumi Tangan sang Sultan
Sabtu 25-07-2015,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat
Tags :
Kategori :
Terkait
Terpopuler
Senin 02-09-2024,09:34 WIB
Pemilu Awal Radar Cirebon: Beres Unggul di Wilayah Ini
Minggu 01-09-2024,19:21 WIB
Tradisi Saptonan di Kuningan, Ada Pendekar Berkuda dan Lomba Panahan Tradisional
Minggu 01-09-2024,20:00 WIB
Begini Rencana Bojan Hodak Kembalikan Persib ke Jalur Kemenangan, PSM Dijadikan Target
Senin 02-09-2024,00:00 WIB
Hasil Liga Inggris: Chelsea Ditahan Imbang Crystal Palace, Rugi Sudah Jor-joran?
Minggu 01-09-2024,17:30 WIB
Murah Tapi Gak Murahan! Ini 5 Rekomendasi Homestay di Kuningan Jawa Barat
Terkini
Senin 02-09-2024,14:00 WIB
Gelar HUT Ke-79 RI, Bersama Membangun Yasmi Cirebon
Senin 02-09-2024,13:36 WIB
6 Jam Dikepung Warga, Terduga Pelaku Pencurian di Klayan Menyerah Setelah Disodok Galah
Senin 02-09-2024,13:00 WIB
KA Sawunggalih Tertemper Truk di Antara Stasiun Ciledug dan Ketanggungan
Senin 02-09-2024,12:30 WIB
STTC Gelar Donor Darah dan Seminar Motivasi
Senin 02-09-2024,12:00 WIB