JAKARTA - Kisruh sepak bola gajah yang sempat menggegerkan sepak bola Indonesia tahun lalu masih belum terselesaikan. Rabu petang di Jogjakarta sejumlah mantan pemain PSS Sleman mengungkapkan fakta-fakta berkaitan pengaturan skor yang terjadi dalam pertadingan home kontra PSIS Semarang. \"Sudah terlalu lama kami ini diam, kemarin-kemarin kami serba dikondisikan, ikut sana, ikut ini,\" terang Satrio Aji Saputro, mantan pemain PSS musim 2014 dalam video pertemuan yang diunggah di situs Youtube. Nah, fakta menarik yang tersaji dalam pertemuan tersebut adalah skuad PSS sudah dikondisikan sebelum bertemu Komisi Disiplin PSSI yang dipimpin Hinca Pandjaitan pasca pertandingan sepak bola gajah itu. \"Sebelum pertemuan, jawaban kami memang sudah disetting terkait siapa yang memberikan perintah,\" lanjutnya. Satrio, mengakui bahwa sebenarnya yang mmemberikan instruksi untuk melakukan pengaturan skor adalah manajer PSS Supardjiono, yang belakangan malah bebas dari sanksi Komdis PSSI. Situasi itu menjadi kontras manakala pelatih PSS saat itu, Heri Kiswanto malah mendapatkan hukuman seumur hidup bersingggungan dengan sepak bola Indonesia. Satriyo menyatakan memang baru kali ini dirinya berani mengungkapkan kepada media setelah delapan bulan berselang. Alasan utama adalah masalah masa depan yang sempat dijanjikan manajemen PSS terhadap mereka. Menpora, Imam Nahrawi cukup responsive melihat kondisi sepak bola Indonesia sekarang. Apalagi pelaku sepak bola gajah berani menyuarakan fakta yang belum diketahui masyarakat. \"Fakta yang tidak bisa dibantah oleh siapapun. Bahwa hanya itu yang terungkap itulah hebatnya mereka bisa mengunci semuanya,\" kata Imam di Gedung Kemenpora kemarin (30/7). Imam pun menjelaskan bahwa Kemenpora siap untuk mengawal proses ini sampai tuntas. Namun demikian, kewenangan Kemenpora yang terbatas membuat dia kembali berharap banyak kepada pihak berwenang. Untuk perlindungan pemain dan saksi yang memberikan fakta akan sepak bola gajah, Menpora sudah berkomunikasi dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). \"Sekarang lebih baik kita dorong LPSK untuk melindungi setiap warga yang ingin bicara jujur dan itu fakta,\" sebutnya. Sementara itu, mantan pelatih PSS Sleman Hery Kiswanto merasa terharu dengan adanya pengungkapan dalang dari sepak bola gajah tersebut. Dengan begitu, pria asal Bandung Jawa Barat ini berharap, sanksi seumur hidup yang dijatuhkan PSSI kepadanya beserta sejumlah pemain saat laga PSS Sleman melawan PSIS Semarang di Divisi Utama lalu bisa di evaluasi kembali. \"Dari dulu kami memang sudah menyatakan secara terang-terangan bila kami bukan pelakunya kepada PSSI. Tapi, kami tetap saja diberikan sanksi berat,\" ujar Hery.\"Nah, dengan adanya berita baru ini, saya melihat Tuhan mulai menunjukan kuasanya dengan memunculkan apa yang sebenarnya terjadi,\" lanjut Hery. \"Jadi, kami berharap PSSI bisa membuka mata dan mengevaluasi hukuman yang telah diberikan kepada kami,\" harapnya. Dia menambahkan, selama ini semua pemain serta official PSS Sleman sudah mengetahui bila dalang sebenarnya dari sepak bola gajah masih berkeliaran dan bebas dari sanksi. \"Dan, waktu akhirnya membuktikan semua itu,\" ucapnya. (nap/dra/dik/ca)
Menpora Kawal Korban Sepak Bola Gajah
Jumat 31-07-2015,09:00 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :