Pedagang Daging di Cirebon Tak Jualan, Daerah Tunggu Operasi Pasar
CIREBON- Ternyata yang mahal itu bukan hanya daging sapi. Harga sembako lainnya ikut-ikutan meroket. Seperti daging ayam yang sudah beberapa hari ini tembus di harga Rp38 ribu per kg. Belum lagi telur ayam Rp22 ribu per kg, cabai rawit Rp45 ribu per kg, dan cabai merah Rp32 ribu/kg.
Harga beras juga ikut naik. Beras kualitas medium dari Rp8.500 per kg kini menjadi Rp9000 hingga Rp10 ribu per kg. Sementara beras premium bervariatif, mulai Rp11 ribu hingga Rp12 ribu per kg. “Sebenarnya stok beras cukup aman, bahkan penjualan cenderung sepi. Namun tidak tahu mengapa harganya bisa naik. Mungkin karena musim kemarau yang panjang,” kata Widodo, salah satu pedagang beras di Pasar Pagi, Kota Cirebon, kemarin (11/8).
Begitu pun harga komoditas yang lain, termasuk daging ayam. Pasca Lebaran, harga daging ayam sudah mulai turun. Namun lambat laut harganya kembali tinggi. Saat ini bahkan harga daging ayam di pasaran sampai Rp40 ribu per kg. Dugaan kuat, naiknya harga daging ayam akibat permintaan yang melonjak karena konsumen daging sapi beralih ke daging ayam.
Namun, para pedagang daging ayam tidak mengamini dugaan tersebut. Menurut pengakuan mereka, justru penjualan daging ayam menurun dan tidak mengalami lonjakan permintaan. \"Gak ada imbasnya akibat daging sapi mahal, jadi pada beralih. Justru malah sepi,\" kata
Juni, pedagang daging ayam.
Dikatakan, stok ayam masih mudah untuk didapatkan. Berbeda dengan daging sapi yang sulit mendapatkannya. Bahkan menurut dia, selama dua hari ini pedagang sapi sudah tidak berjualan di Pasar Pagi. \"Saya juga tidak tahu kenapa daging ayam kok bisa mahal, karena dari sananya juga sudah mahal. Mungkin ikut-ikutan karena daging sapinya mahal,\" kilahnya.
Harga cabai merah dan rawit juga sama-sama naik. Ita, pedagang sayuran Pasar Perumnas, Kota Cirebon, menyebutkan harga sayuran memang selalu naik turun. \"Kalau sayuran setiap hari juga naik turun, sekarang memang harganya lagi naik,\" sebut Ita.
Hal berbeda disampaikan Ruslan, pedagang sayuran Pasar Kanoman. Menurutnya, kenaikan harga cabai merah dan rawit karena imbas dari musim kemarau. Sehingga petani mengalami gagal panen. \"Stok sih ada terus, tapi karena musim kemarau akhirnya dinaikkan supaya menjaga stok biar ada terus,\" katanya.
PANTAU PASAR
Sementara itu, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Cirebon melakukan monitoring harga untuk mengecek dampak kelangkaan daging dan harga sembako. Kepala Disperindag Kota Cirebon Drs H Agus Mulyadi MSi mengatakan monitoring dilakukan untuk melihat perkembangan harga dan cadangan beras, serta ketersediaan daging sapi di pasar. Monitoring dilakukan di tiga pasar yakni Pasar Kramat, Pasar Pagi dan Pasar Kanoman.
Hasil pemantauan, di Pasar Kramat dari enam pedagang daging sapi hanya ada satu yang berjualan. \"Itu pun stok daging sapi yang kemarin. Harganya memang mahal Rp105 ribu untuk kualitas yang campur lemak dan Rp130 ribu daging bagus,\" sebut Agus.
Sementara di Pasar Pagi, dari 11 los daging, hanya satu pedagang daging sapi yang berjualan dengan harga Rp120 ribu per kg. Sedangkan di Pasar Kanoman dari 26 los cuma dua pedagang yang berjualan. Harga dagingnya Rp120 ribu per kg.
Sementara terkait adanya rencana operasi pasar daging sapi oleh pemerintah pusat, Agus mengaku belum tahu mekanismenya. \"Saya belum tahu terkait yang 50 ribu sapi impor itu, bagaimana nanti pembagiannya ke daerah. Yang jelas kan Bulog diberi tugas untuk itu. Jadi kita akan koordinasi,\" jelasnya.
Terpisah Kepala Bulog Sub Divre Cirebon, Miftahul Ulum mengatakan dirinya masih belum menerima informasi terkait akan adanya jatah operasi pasar di wilayah Cirebon. Pihaknya masih menunggu koordinasi dengan pusat. \"Kalau ada, kita akan koordinasi dengan pemerintah daerah,\" ujarnya. (jml)