Petani Tuntut Kompensasi Gagal Panen

Sabtu 15-08-2015,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Protes, Lakukan Aksi Bakar Sawah GEGESIK-Ratusan petani dari Desa Jagapura Kidul, Jagapura Kulo, Jagapura Wetan dan Jagapura Lor Kecamatan Gegesik melakukan aksi bakar sawah, kemarin (14/8). Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes pada Pemerintah Kabupaten Cirebon yang seolah tidak mau tahu terhadap penderitaan petani yang mengalami kekeringan akibat musim kemarau. Para petani itu menilai pemerintah lambat dalam menangani kekeringan yang terjadi di Jagapura dan tidak melakukan tindakan dengan cepat. Selain melakukan pembakaran sawah, ratusan petani itu melakukan salat Istisqo di SDN 1 Jagapura Wetan. Dalam orasinya, Ketua Kelompok Tani se-Jagapaura 4 Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon, H Uuk mengatakan para petani menuntut biaya ganti rugi kepada pemerintah untuk mengganti biaya gagal tanam, dan gagal panen di empat desa Jagapura seluas 2.000 hektar. “Ini adalah bentuk protes kami pada Pemerintah Kabupaten Cirebon yang tidak serius menangani masalah kekeringan yang melanda Kabupaten Cirebon, khususnya wilayah Jagapura 4 ini,” ujarnya. Dijelaskan Uuk, para petani sudah mengeluarkan banyak uang untuk melakukan penanaman. Namun sayangnya para petani harus merugi lantaran kekeringan. “Kami menuntut ganti rugi kepada pemerintah pusat karena para petani ini sudah mengeluarkan sedikitnya Rp 5 juta untuk tanam padi, yang hasilnya sampai sekarang gagal,” jelas dia. Uuk mengklaim, kekeringan yang terjadi di 4 desa Jagapura itu terbesar se Jawa Barat. Namun sayangnya hingga saat ini tidak ada perhatian dari Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat ataupun Pemerintah Pusat. Hal itu pun akhirnya membuat para petani marah. “Selain Dinas Pertanian, kami meminta Dinas PSDAP juga bertanggungjawabn atas gagal panen ini. Kami meminta ganti rugi berbentuk uang tunai sebagai ganti rugi untuk biaya produksi pada saat musim rendeng di tahun 2016, karena petani sudah jenuh menerima bantuan pupuk ataupun mesin yang tidak bisa digunakan di musim kemarau ini,” jelasnya. Sementara itu ketua HKTI Kabupaten Cirebon H Tasrif merasa prihatin dengan kondisi para petani yang mengalami kekeringan. “Saat ini para petani bukan lagi meminta bantuan berupa mesin atau pupuk. Tapi petani mengharapkan perhatian lebih dari pemerintah terkait bencana kekeringan yang membuat gagal tanam dan gagal panen,” ujarnya. (arn)

Tags :
Kategori :

Terkait