Kejutan Linda Terus Berlanjut

Sabtu 15-08-2015,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

JAKARTA - Suasana Istora senayan mendadak pecah ketika pengembalian dari pemain tunggal putri Taiwan, Tai Tzu Ying gagal melewati net. Tak kuasa menahan euforia Linda Wenifanetri, satu-satunya tunggal putri Indonesia yang tersisa di kejuaraan dunia 2015, bersujud syukur setelah berhasil memenangi salah satu laga paling dramatis pada kejuaraan dunia 2015, kemarin (14/8). Setelah sehari sebelumnya berhasil mengalahkan unggulan kelima asal Thailand, Ratchanok Intanon (24-26 21-10 5-8, Retired) kejutan terus dilanjutkan oleh dara 25 tahun. Kemarin (14/8) lewat perjuangan luar biasa, Linda berhasil mengkandaskan unggulan kempat asal Taiwan, Tai Tzu Ying lewat pertarungan rubber set menguras tenaga, 14-21 22-20 21-12 dalam tempo satu jam 9 menit. Kemenangan tersebut memang tidak diraih dengan mudah. Sempat tertinggal di set pertama 14-21, titik balik kebangkitan Linda justru terjadi di momen yang paling genting. Ketika berada dalam situasi bak telur ujung tanduk ketika tertinggal 15-20 di set kedua. Secara dahsyat pemain kelahiran Jakarta itu berhasil merebut tujuh poin beruntun untuk mengamankan satu medali di nomor tunggal putri serta melesat ke babak semifinal. \"Sangat lega dan saya bersyukur sekali, tidak ada yang tidak mungkin. Saat skor 15-20 lawan sepertinya masih santai, namun ketika saya mulai mendekat menjadi 18-20, dia mulai panik dan berusaha lebih agresif untuk menyerang. Tapi saya tidak boleh terburu-buru karena ceroboh satu sekali saja, game bisa selesai,\" terang Linda. \"Setelah set kedua selesai,pelatih mengatakan bahwa saya diberi kesempatan kedua dan harus memanfaatkan sebaik-baiknya,\" imbuhnya. Kesempatan itu mampu dimanfaatkan dengan baik. Pada set penentuan, Juara India Open Grand Prix Gold 2012 itu mampu mengendalikan permainan dan merebut set ketiga untuk mengakhiri laga dengan 14-21 22-20 21-12. Hasil positif tersebut menjadi prestasi sendiri bagi tunggal putri Indonesia. Sebab melaju ke semifinal tidak hanya memastikan medali di nomor tunggal putri, namun juga mengakhiri puasa gelar 20 tahun di nomor tunggal putri. Terakhir kali Indonesia merebut medali terjadi pada kejuaraan dunia 1995 Lausanne, Swiss lewat Susi Susanti yang berhasil masuk empat besar sebelum dihentikan oleh Ye Zhaoying \"dari Tiongkok (11-5,8-11,2-11) dan merebut medali perunggu. Susi Susanti pun cukup bangga dengan capaian yang di lakukan oleh Linda. Menurutnya sejak dua tahun lalu sebenarnya potensinya telah terlihat. “Dia sebenarnya memiliki potensi, tinggal bagaimana keluar dari negative thinking dan menunjukkan bahwa sebenarnya dia itu bisa. Sebab musuh sebenarnya adalah diri sendiri saja. Kelemahannya sebenarnya bermain di reli-reli panjang tapi tadi (kemarin,Red) dia tampil luar biasa, mungkin juga karena bermain di rumah sendiri juga,\" ujar Susi. Pada partai semifinal, lawan yang dihadapi Linda tak mudah. Linda akan bertemu dengan unggulan kedua Saina Nehwal asal India yang mampu menghentian Wang YiHan asal Tiongkok lewat pertarungan ngotot rubber set 21-15,19-21,21-19. Dari rekor pertemuan kedua pemain, Saina juga unggul 2-1 atas Linda. Dengan begitu maka Indonesia berhasil menempatkan empat wakilnya di babak semifinal. Masing-masing satu wakil di nomor tunggal putri,ganda campuran, ganda putri serta ganda putra. Tiga slot lainnya sesuai dengan prediksi banyak orang, diisi oleh tiga nomor andalan Indonesia yakni ganda campuran lewat pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, ganda putri yang diwakili oleh Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari serta ganda putra lewat Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Owi/Butet memastikan diri melangkah ke semifinal setelah menang dari pasangan Korsel KO Sung-hyun/Kim Ha-na (21-8,21-15). Juara tiga kali gelar All England tersebut akan bertemu dengan musuh bebuyutan Zhang Nan/Zhao Yun Lei. Zhang/Zhao sendiri mengubur impian terjadinya all Indonesian semifinal setelah berhasil mengalahkan Praveen Jordan/Debby Susanto( 21-13,21-14). “Dari awal kami memang memegang permainan, apalagi ketika saya di depan net. Saya sudah menebak arah bola dan memang pas terus, jadi satu dua pukulan, lawan \"langsung mati. Kami sudah mempelajari video pertandingan, mereka sebetulnya cuma kuat saja dan tidak mudah dimatikan. Tetapi kalau sudah bisa hanya dengan satu atau dua pukulan, sudah tidak susah lagi,\" terang Butet. Sementara itu dua slot lain direbut oleh ganda putri Indonesia Greysia Polii/Nitya berhasil merebut tiket setelah mengalahkan Amelia Alicia Anscelly/Soong Fie Cho dari Malaysia (21-11 21-11) serta Hendra Setiawan/M Ahsan yang mengkandaskan Marcus Ellis/Chris Langridge dari Inggris, (21-16 22-20). Pada partai semifinal Greysia/Nitya akan bertemu dengan Tian Qing/Zhao Yunlei asal Tiongkok. Di sisi lain, Hendra/M Ahsan akan ditantang oleh Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong asal Korsel. (mid)

Tags :
Kategori :

Terkait