ASTANAJAPURA – Berawal dari keinginan para kiai sepuh Pondok Buntet Pesantren Cirebon memperluas jaringan dakwah Islamnya, akhirnya dengan segala daya upaya, mendirikan sebuah lembaga pendidikan tinggi keperawatan. Menurut Wakil Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Pondok Buntet Pesantren Cirebon KH Anis Ni’matullah, perawat itu bertugas di awal dan akhir masa perawatan pasien. Di antara awal dan akhir, perawat sangat intensif mengunjungi pasien, baik untuk sekadar memberikan obat, memasangkan infuse atau pun memberikan makan. “Alangkah indahnya, jika perawat tidak hanya merawat, tapi juga berdakwah. Misalnya mengingatkan pasien salat, bersabar dalam menghadapi cobaan dan lain-lain,” bebernya saat menyampaikan sambutan dalam sidang senat terbuka wisuda dan pelantikan diploma III keperawatan angkatan XVII Akademi Keperawatan Buntet Pesantren Cirebon, Sabtu (22/8) lalu. Dia pun sudah menawarkan kepada direktur akademi untuk menyampaikan mata kuliah fiqih sakit kepada mahasiswa, sehingga mereka bisa memberikan informasi kepada pasien tentang tata cara menjalankan ibadah saat terkapar di rumah sakit. “Ini penting, ketika lulus, mereka bisa menjadi seorang juru dakwah di bidang pekerjaannya,” terangnya. Anis juga mengimbau kepada wisudawan agar tidak berhenti belajar walau sudah lulus ahli madya. Karena Islam tidak pernah mengajarkan kepada manusia untuk berhenti belajar. Dengan belajar, derajat manusia akan tinggi bila dibandingkan dengan makhluk Allah SWT lainnya. “Sejak lahir, manusia dituntut untuk belajar, mulai dari belajar tengkurep, duduk, merangkak sampai dengan berdiri,” ucapnya. Sementara, Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Jawa Barat Mamat Lukman menjelaskan bahwa profesi keperawatan merupakan sebuah profesi yang berlandaskan kemanusiaan. Selama 24 jam rasanya tidak cukup untuk memberikan pelayanan kepada pasien. “Makanya, jika ia memilih profesi sebagai seorang perawat, berarti dia telah memiliki cita-cita yang sangat luhur,” jelasnya. Agar profesional, perawat dituntut untuk terus meningkatkan kemampuannya, baik teori mapun praktek. Dan, menjalankan tugas sesuai dengan SOP. “Di era sekarang, perawat dituntut untuk berikan layanan prima. Maka, kompetensi pun harus dimiliki,” tegasnya. Oleh sebab itu, PPNI senantiasa memberikan pembinaan, pengawasan dan perlindungan, khususnya kepada tenaga kesehatan yang baru lulus. Mereka, harus ikut kompetensi agar mendapatkan surat regristasi. “Makanya bagi mahasiswa yang baru dilantik, harus mengikuti uji kompetensi nasional,” pungkasnya. (jun)
Perawat Harus Jadi Juru Dakwah
Senin 24-08-2015,09:00 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :