PNS yang Pemotong Rumput

Senin 16-01-2012,04:50 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Ikut Antarkan Piala Adipura SELAIN petugas kebersihan, berkat kerja keras petugas pemotong rumput, Kota Cirebon kembali meraih penghargaan piala adipura, pada tahun tahun 2011. Sebagai salah satu kota terbersih di Indonesia. Kota Cirebon memiliki sembilan petugas pemotong rumput. Petugas pemotong rumput merupakan tenaga strategis di bawah Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). Sebelumnya sembilan petugas tersebut merupakan tenaga honorer. Kini sembilan petugas tersebut sudah diangkat menjadi PNS. Keberadaan petugas pemotong rumput sangat penting dalam menjaga keindahan dan kenyamanan kota. Tanpa mereka, tampaknya sulit mewujudkan Kota Cirebon sebagai kota adipura. Satu dari sembilan petugas pemotong rumput, ada Sabada, warga Mayung, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon. Sabada menceritakan, sejak 1991 dirinya sudah mengabdi kepada pemerintah Kota Cirebon sebagai honorer tenaga pemotong rumput. Sebagai tenaga pemotong rumput, Sabada pertama kali mendapat upah honorer senilai Rp6800/minggu. Kemudian sejak tahun 1999, honor pemotong rumput naik menjadi Rp15 ribu per hari. Dan terakhir sebelum dirinya diangkat PNS pada tahun 2007, honornya Rp27 ribu perhari. “Kalau tidak berangkat sehari, akan dikenai potongan,” katanya kepada Radar, Minggu (15/1). Menurut Sabada, banyak teman-temannya yang tidak kuat menjalani kerjaan sebagai pemotong rumput. Karena cakupan wilayah yang luas, sehingga tenaga yang dikeluarkan tidak sebanding dengan honor yang diterima. “Pekerjaan kita satu kota. Wajar jika tidak banyak yang berminat kemudian beralih profesi,” katanya kepada Radar, Minggu (15/1). Sabada mengaku dirinya bertahan sejak tahun 1991 sampai sekarang diangkat menjadi PNS, karena kecintaannya terhadap kebersihan. “Saya pengen lingkungan bersih dan nyaman. Itu saja modal saya bertahan. Sementara teman-teman lain yang tidak tahan kebanyakan karena melihat honor,” ujarnya. Sabada kini menjadi PNS Golongan 2A. Sebelumnya, Sabada dengan bekal ijazah SMP diangkat menjadi PNS dengan pangkat golongan 1C, pada tahun 2007. Kemudian mengikuti sekolah paket C setingkat SMA, mengalami percepatan kenaikan pangkat, menjadi golongan 2A, pada tahun 2011. Menurut Sabada, petugas pemotong rumput bekerja setiap hari kecuali hari Minggu, libur. Sementara jam kerja, dimulai dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB. Bahkan jika ada acara, kata Sabada, petugas pemotong rumput melakukan lembur. Di luar jam kerja, kata Sabada, para petugas pemotong rumput mencari tambahan honor dengan menawarkan jasa ke sejumlah pihak yang membutuhkan. “Ya lumayan setiap bulan kotor bisa untuk biaya hidup keluarga dan menyekolahkan anak,” katanya. Sementara menurut Maji, Petugas pemotong rumput merupakan tenaga strategis DKP yang disiapkan di lapangan. “Petugas setiap harinya merapihkan rumput di median jalan dan taman kota. Petugas bertanggung jawab di jalan-jalan pemerintah di seluruh Kota Cirebon,” katanya. Seperti halnya Sabada, Maji juga mengaku diangkat menjadi PNS tahun 2005. sebelumnya, Maji menjadi tenaga honorer selama dua puluh tahun. Selama itu, dirinya bertahan menjadi tenaga honorer. “Daripada kerja serabutan tidak tentu. Walaupun upahnya kecil, yang penting tidak nganggur,” ucapnya. Menurutnya, dari sembilan petugas pemotong rumput, hanya tiga yang masih menjadi tenaga honorer. “Karena faktor usia yang terlalu tua,” kata pria asal Desa Penpen, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon ini. (husain ali)  

Tags :
Kategori :

Terkait