CIREBON - Pro dan kontra yang mencuat dalam masyarakat selama ini seolah menjadi potret bagaimana lika-liku perjuangan menuju Provinsi Cirebon tidaklah mudah. Seperti halnya warga Majalengka yang pro terhadap pembentukan Provinsi Cirebon tapi terbentur oleh keinginan Bupati Majalengka, H Sutrisno SE MSi.
Senin (16/1) kemarin, sejumlah ormas, tokoh masyarakat, dan tokoh agama mengunjungi Graha Pena Radar Cirebon untuk memohon dukungan dan doa restu masyarakat atas terbentuknya Provinsi Cirebon. KH Abu Bakar, tokoh agama Majalengka yang turut hadir dalam kunjungan ke Graha Pena menyatakan kesiapannya untuk terus membantu pembentukan Provinsi Cirebon.
“Mari kita satukan suara untuk pembentukan Provinsi Cirebon. Kami siap untuk mendukung. Insya Allah ini barokah, jangan takut untuk berjuang bersama membentuk Provinsi Cirebon,” tuturnya. KH Abu Bakar menambahkan, kesepakatan untuk mendukung pembentukan Provinsi Cirebon ini adalah suatu hal yang baik dan angin segar bagi kesejahteraan Ciayumajakuning. “Jangan terpaku pada bupati terhadap penolakan pembentukan Provinsi Cirebon tanpa disertai dengan alasan yang rasional. Ini juga demi kesejahteraan masyarakat Ciayumajakuning.”
Dari penuturan KH Abu Bakar, sudah lebih dari 85% masyarakat Majalengka yang setuju atas pembentukan provinsi Cirebon. Hal tersebut disambung oleh tokoh agama lainnya, H Ahmad Mulyadi yang menyampaikan bahwa di negara demokrasi ini masyarakat harus berpegang teguh pada prinsip untuk terus berjuang.
“Kalau 85% masyarakat Majalengka sudah pro untuk pembentukan Provinsi Cirebon, maka jangan takut untuk maju terus. Penolakan bupati yang tidak disertai dengan alasan yang logis jangan menjadikan kami terpancing emosinya. Karena kami harus bisa berpegang teguh pada prinsip untuk melanjutkan perjuangan kami dalam mendukung pembentukan Provinsi Cirebon,” katanya. (nda)