Volume Ekspor Stagnan

Senin 31-08-2015,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KESAMBI - Volume ekspor di Kota Cirebon belum menunjukan geliatnya, meski nilai tukar dolar sedang naik terhadap rupiah. Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Disperindag Kota Cirebon, Heri Heryanto mengatakan, pertumbuhan ekspor masih cenderung stabil. “Masih landai, stagnan belum ada peningkatan, walaupun nilai tukar dolar atas rupiah lagi naik,” ujarnya kepada Radar, Minggu (30/8). Heri menjelaskan, masih stabilnya volume ekspor, lantaran belum meningkatnya pesanan barang dari luar negeri. Menurutnya, nilai tukar dolar yang sedang naik tidak serta merta menguntungkan eksportir. “Kalau demand atau pesanannya tidak ada, mau dijual ke mana? Makanya volume ekspor masih cenderung landai, karena pesanannya juga tidak naik signifikan,” sebutnya. Dikatakan dia, komoditas ekspor di Kota Cirebon sendiri masih didominasi rotan, handycraft atau kerajinan, furniture, serta bawang merah dari Brebes. “Kebanyakan para pengekspor dari luar kota, cuma memang mengurus Surat Keterangan Asal (SKA)-nya di Kota Cirebon. Ada juga ekspor elpiji itu dari Pertamina Balongan mengurus SKA-nya di Kota Cirebon,” jelasnya. Sementara, untuk tujuan ekspor sendiri masih didominasi ke Amerika dan Eropa. Seperti halnya rotan, yang banyak dipesan dan disukai oleh negara-negara di Eropa, Amerika serta Jepang. Sedangkan untuk barang-barang handycraft diproduksi di Kota Cirebon, seperti lukisan kaca dan kaligrafi. “Jadi sebenarnya tidak masalah, perusahaan yang berada di luar daerah mengurus SKA di daerah lain, karena kita sudah pakai sistem online,” ujarnya. Disebutkan dia, setiap bulan rata-rata Disperindag Kota Cirebon hampir menerbitkan 150-200 formulir pembuatan Surat Keterangan Asal (SKA) atau istilah lainnya Certificate of Origin (COO). Menurutnya, kebijakan pemerintah dengan aturan sertifikat SVLK yang harus melalui konsultan dengan biaya cukup tinggi. “Ini memang aturan baru, dan banyak keluhan terutama dari para eksportir menengah karena pembuatan SLVK melalui konsultan ini bisa mencapai Rp25 juta,” jelasnya. (jml)

Tags :
Kategori :

Terkait