KEBERADAAN Tol Cipali yang semula dikhawatirkan membuat Cirebon menjadi kota lintasan, justru berbalik. Industri perhotelan justru merasakan perubahan ke arah yang lebih baik dengan adanya Tol Cipali. Tingkat hunian hotel mengalami kenaikan. Apalagi di saat weekend dan long weekend.
Cirebon yang dulu dikenal sebagai kota bisnis, kini mulai menjadi kota wisata. Jika biasaya hotel-hotel di Cirebon ramai hanya pada saat weekdays, kini weekend pun ikut terdongkrak okupansinya.
Media Relations Hotel Santika Cirebon Chicko Handoyo membeberkan, keberadaan Tol Cipali sangat menguntungkan para pelaku bisnis hotel. \"Adanya Cipali seperti memberi berkah bagi pelaku wisata di Cirebon termasuk perhotelan. Terbukti, dengan tingkat okupansi hotel yang lebih tinggi saat weekend dan long weekend,\" katanya kepada Radar, Senin (31/8).
Dengan adanya Tol Cipali, perjalanan dari Bandung atau Jakarta hanya 2-3 jam, maka Cirebon bisa menjadi alternatif bagi warga ibu kota yang ingin berlibur. \"Mungkin Bandung sudah terlalu padat dan macet. Dulu disebutnya kota bisnis, ramai hotelnya cuma pas weekdays. Tapi sekarang weekend juga ramai,\" paparnya.
Peningkatan okupansi saat weekend berkisar 20-30 persen dari biasanya. Jika sebelum ada Tol Cipali okupansi weekend 60 persen, sekarang 80-90 persen. \"Apalagi kalau long weekend, cari kamar harus jauh-jauh hari. Long weekend terakhir pas 17-an, kamar penuh sejak seminggu sebelumnya,\" ujarnya.
Menurut Chicko, industri perhotelan Cirebon sudah seperti di kota-kota besar lainnya, mirip Yogyakarta dan Bandung. Selalu ramai ketika weekend. \"Kekhawatiran orang kalau Cirebon jadi kota lintasan tidak terbukti,\" jelasnya.
Namun begitu, okupansi yang bagus di industri perhotelan Cirebon hanya ramai di hari Sabtu. \"Sabtu ramai, tapi Minggu berkurang,\" imbuhnya. Chicko juga mengatakan, banyak para tamu yang tidak menyangka Cirebon jauh lebih baik dari ekspektasi mereka. Tidak sedikit juga tamu yang ingin datang lagi ke Cirebon. \"Selain karena dekat dan mudah aksesnya, rata-rata tamu juga tertarik dengan kulinernya,\" tuturnya.
Hal senada disampaikan Sales and Marketing Manager Bentani Hotel and Residence Aditya T Gondomiharjo. Selama satu bulan ini, okupansi pada saat weekend sangat bagus melebihi weedays, terutama tamu keluarga. \"Yang selama ini okupansi low tertolong dengan adanya Tol Cipali. Dari 30 persen, sudah sebulan ini di atas 80 persen, terus okupansi saat weekend kenaikannya 50 persen,\" paparnya.
Tren yang berkembang saat ini, para tamu harus booking terlebih dulu supaya tidak kehabisan kamar. Apalagi di bulan September mendatang, banyak long weekend. \"Melihat tren seperti ini, seharusnya pemerintah sudah persiapan dari sebelum tol jadi, agar ketika tol jadi wisatawan tinggal nikmatin. Ya mending terlambat daripada tidak sama sekali. Harus segera berbenah,\" paparnya.
Adit mengatakan, keberadaan Tol Cipali seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi, orang bisa datang ke Cirebon tanpa perlu menginap karena akses yang cepat. Tapi di sisi lain, ada peluang MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) dan tamu keluarga yang bisa digiring untuk datang ke Cirebon. \"Tinggal gimana caranya pemerintah mendatangkan wisata. Kalau hotel, pemasaran melalui online travel agent, website, program promo menarik untuk bisa mendatangkan tamu,\" ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kepariwisataan Disbudparpora Kota Cirebon Edi Tohidi mengatakan, Cirebon diuntungkan dengan adanya Tol Cipali. Pertama, jika dulu orang Jakarta memilih rekreasi ke Bandung, sekarang perlahan akan beralih ke Cirebon. \"Mungkin saat ini belum terasa. Tapi ke depan akan terasa. Dengan Tol Cipularang bosan, macet, orang akan ke Cirebon. Selain itu, Cirebon ada daya tarik wisata religi dan kuliner,\" ujarnya.
Ke depan, adanya Cipali juga sangat potensial untuk mendatangkan investor ke Cirebon. \"Bisa jadi orang bangun pabrik di Majalengka. Tapi orang tetap akan wisata, makan, tidur di Cirebon,\" tuturnya.
Menanggapi persepsi orang bahwa Cirebon hanya akan dijadikan sebagai kota lintasan, nyatanya hal tersebut tidak terjadi. Dari Disbudparpora pun ke depan sedang mengupayakan pariwisata yang lebih menarik lagi. \"Wisata kuliner dan religi lagi harus ditingkatkan. Wisata religi juga kita siapkan. Apalagi secara akomodasi sangat mumpuni. Hotel berbintang banyak di Cirebon,\" paparnya.
Menurut Edi, tingginya tingkat hunian saat weekend dan long weekend di Cirebon menjadi salah satu indikator meningkatnya kunjungan wisatawan ke Cirebon. Termasuk juga peningkatan di tempat wisata seperti Keraton dan Gua Sunyaragi. \"Silakan hotel yang menjamur di Cirebon ini memberikan promo dan harga yang bersaing karena di situ konsumen akan diuntungkan,\" ujarnya.
Sementara itu, Pengelola Data Pariwisata Data Disbudparpor Kota Cirebon, Mustofa juga turut menyinggung soal moratorium hotel di Cirebon. Menurutnya, jika ingin mengeluarkan kebijakan moratorium harus melalui kajian yang jelas. Sebab, banyaknya investor ke Cirebon bisa meningkatkan jumlah tenaga kerja dan semakin meningkatkan pendapatan per kapita.
\"Ini akan meningkatkan daya beli. Kalau daya beli sudah meningkat, mudah-mudahan ekonomi kita akan mengalami perkembangan. Jangan buru-buru moratorium. Kalau moratorium jadi pasti berbahaya buat hotel dan industri pariwisata kota secara keseluruhan. Bisa jadi, keramaian kota pindah ke sekitaran kota,\" paparnya.
Menurut Mustofa, Cirebon berbeda seperti Yogyakarta yang sudah terlalu banyak hotel akhirnya banyak yang melakukan perang tarif. Kekhawatiran yang berlebihan ini sebaiknya jangan dilakukan, justru harus ada kerjasama untuk membuat event di Kota Cirebon dan promosi besar-besaran, sehingga mendatangkan tamu dan wisatawan.
Mustofa juga mengatakan, biarkan saja aktivitas wisata terpusat di kota. Tinggal bagaimana membuat strategi untuk meningkatkan kunjungan. Tanpa moratorium ini pun, Kota Cirebon lahannya terbatas. \"Nanti juga akan berhenti sendiri. Karena lahannya juga terbatas tidak mungkin semuanya dibuat hotel. Secara alamiah akan moratorium. Sekarang kita syukuri adanya Cipali, Cirebon jadi makin ramai dan ke depan persiapkan agar Cirebon makin jadi tujuan orang wisata,\" jelasnya. (adinda pratiwi/foto ilmi yanfa\'unnas)