Klaim Hanya 800 Hektare Puso

Senin 07-09-2015,14:04 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

MAJALENGKA – Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) mengklaim bahwa Kabupaten Majalengka tetap menjadi penyumbang target produksi pangan. Kepala Distankan Drs H Abdul Ghani MSi menjelaskan, secara umum meski musim kemarau tahun ini terbilang lebih panjang namun tidak berdampak kepada target produksi pangan daerah. Hasil produksi masa tanam (MT) satu dan kedua dinilai lebih dari cukup. “Target produksi Majalengka di Provinsi Jawa Barat tercatat 577 ribu ton, dan kami optimis akan dapat terpenuhi. Begitu juga dengan target dari pemerintah pusat sebesar 651 ribu ton juga dapat tertutupi. Sedangkan target yang dibebankan kepada Kabupaten Majalengka tidak ada masalah mengingat dari hasi panen MT I dan II masih dapat ditutupi,” klaimnya. Sedangkan yang akan berubah akibat kemarau ini, yakni surplus target dari kemungkinan akan berkurang. Berdasarkan data, kemarau yang terjadi tahun ini hanya menyebabkan sekitar 800 hektare sawah mengalami puso dari tiga kriteria yaitu kering ringan, sedang, dan berat. Luasnya tidak begitu banyak, dan belum benar-benar puso namun cenderung puso. Artinya masih memungkinkan petani melakukan panen meski hasilnya memang tidak maksimal. Menurutnya, kemarau berkepanjangan dipastikan tidak memengaruhi stok pangan di Kabupaten Majalengka. Hasil produksi padi atau gabah yang ditargetkan oleh pemerintah baik pusat maupun Provinsi juga dapat terpenuhi. Sehingga Kabupaten Majalengka yang menjadi salah satu lumbung beras di Jawa Barat diyakini masih bisa memasok kebutuhan beras untuk kebutuhan daerah lainnya. “Areal sawah yang terkena dampak kekeringan hanya mempengaruhi hasil panen tidak begitu besar. Dampak dari kemarau yang cukup panjang ini diakui memang ada. Akan tetapi secara umum tidak sampai memengaruhi tehadap target produksi pangan yang telah dicanangkan oleh pemerintah pusat melalui program khusus ataupun target dari provinsi,” paparnya. Ditambahkan, musim kemarau cukup panjang tidak dapat dipungkiri apabila kemudian berdampak produktivitas pertanian khususnya padi. Guna menyikapi kondisi tersebut, pihaknya telah menyiapkan berbagai langkah yang dilakukan oleh pemerintah agar dampak dari kemarau yang cukup panjang dapat diminimalisasi. Upaya yang dilakukan diantaranya dengan melakukan penyaluran air dengan lebih cermat, pompanisasi serta koordinasi dalam rangka mengatasi kekeringan dengan sejumlah pihak termasuk TNI. “Langkah-langkah tersebut dinilai cukup membantu mengurangi dampak kekeringan yang diakibatkan oleh musim kemarau panjang. Seoptimal mungkin kami upayakan terutama dengan memanfaatkan bantuan pompa dari pemerintah pusat,” tandasnya. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait